Geger, Guru SMP Kintamani Ditemukan Meninggal Dalam Mobil Terparkir

  • 22 Januari 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 17898 Pengunjung
suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Seorang guru SMPN 1 Kintamani, ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di dalam mobilnya yang sedang parkir di pinggir jalan raya jalur Kintamani-Denpasar, Sabtu (21/-01/2-17). Kuat dugaan korban meninggal dalam mobil, lantaran penyakit hipertensinya kambuh. 

Sesuai informasi yang dihimpun, Minggu (22/01/2017), laporan adanya korban meninggal dalam mobil tersebut diterima jajaran Mapolsek Kintamani pada saat hari Saraswati sekitar puku 16.00 wita. Korban dilaporkan sudah meninggal dalam kondisi mengemudi (terpasang sabuk keselamatan) dalam mobil KIA Picanto DK 1230 XQ yang sedang parkir di jalan raya Kintamani - Denpasar tepatnya di Banjar Peludu, Desa Bayung Gede, Kintamani, Bangli. Saat itu, posisi mobil terparkir dipinggir jalan menghadap ke selatan/arah Denpasar. 

Selanjutnya, tim gabungan Polsek Kintamani dan Buser Polres Bangli bergerak mendatangi TKP tersebut. Sesuai hasil pengecekan di TKP ditemukan korban meninggal dalam kondisi mengemudi dibelakang kemudi sendirian dan mobil dalam keadaan terparkir. “Saat ditemukan korban masih mengenakan pakaian adat bali. Kemungkinan usai melakukan persembahyangan Saraswati,” ungkap warga sekitar. 

Dari pemeriksaan polisi, diketahui identitas korban bernama I Made Wirya (53 tahun), seorang Guru SMP 1 Kintamani yang beralamat Banjar Kedewatan, desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Menurut keterangan saksi, I Wayan Suardana, saat dirinya melintas dijalan tersebut sekitar pukul 15.30 wita, melihat korban sudah dalam keadaan lemas didalam mobil. Karena curiga, saksi pun melaporkan kasus tersebut pertelepon ke Polsek Kintamani dan selanjutnya salah satu anggota mengabari keluarga duka. 

Sementara itu, menurut I Komang Jero Artayasa (23) salah satu anak korban menuturkan, ayahnya pada hari Rabu (18 Januari 2017) sempat cek up di Puskesmas Kedewatan II, karena mengeluh panas dingin dan sering mengeluh kesemutan serta punya riwayat hipertensi dan pembengkakan pada kaki. 

Pada hari Sabtu, 21 Januari 2017, sekira pukul 07.00 wita ayahnya berangkat dari rumah dengan berpakaian sembahyang menuju SMP 1 Kintamani untuk melaksanakan persembahyangan Saraswati dan pukul 16.30 wita justru dirinya mendapat kabar bahwa ayahnya ditemukan meninggal di TKP. “Saya sama sekali tidak menyangka ayah saya akan begini,” ungkapnya histeris. 

Diketahui juga, sesuai hasil olah TKP dan identifikasi, korban meninggal dalam posisi duduk dibelakang kemudi menggunakan pakaian adat Bali. Setelah diperiksa secara rinci ditemukan tas hitam yang berisi kartu identitas , buku tabungan, 2 bungkus nasi, BPKB dan STNK sepeda motor , 2 buah HP, uang dalam saku korban sejumlah Rp . 173.000, dan korban menggunakan jam tangan merk Harley Davidson. “Tidak ditemukan tanda tanda kekerasan pada tubuh korban,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP. Dewa Gede Oka seijin Kapolsek Kintamani. 

Dijelaskan juga, sesuai hasil pemeriksaan medis oleh team Medis Puskesmas 6 Kintamani, diterangkan bahwa mayat dalam keadaan mata tertutup, lidah tergigit, dari kemaluan mengeluarkan air mani, ada bekas hematum (bekas pengambilan darah pada lipatan siku tangan kanan/sebelumnya korban sempat cek up dan periksa darah). “Dari -keterangan saksi-saksi kemungkinan korban meninggal karena penyakitnya kambuh. Saat ini, jenazah korban sudah dikirim ke RSU Bangli untuk pemeriksaan lebih lanjut,” pungkasnya. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER