Langganan Longsor, Kini Giliran Jalan Biaung – Penebel Nyaris Putus

  • 09 November 2016
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 6040 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, www.suaradewata.com – Kecamatan Penebel, Tabanan belakangan ini langganan longsor. Bulan lalu, jalan Desa Tajen Penebel menuju Tabanan yang longsor, kini giliran jalan yang menghubungkan Desa Biaung dengan Desa Penebel yang terkena longsor. Akibatnya jalan tersebut hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua, sedangkan untuk roda empat harus memutar mengambil jalur Desa Buruan, Desa Cepik dan Desa Tajen. Longsor yang menggerus bahu jalan tersebut terjadi pada Rabu, (9/11/2016) sekitar pukul 15.00 wita.

Informasi yang dihimpun dilapangan, longsor setelah wilayah Penebel berturut-turut tiga hari terakhir diguyur hujan. Kerena derasnya hujan membuat tanah dikawasan tersebut labil dan menyebabkan longsor sepanjang 12 meteran dengan kedalaman 20 meter. Akibat menggerus badan jalan, membuat kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut dan harus memutar beberapa km meter. Bahkan 4 bus yang mengangkut undangan orang nikahan dikawaan tersebut terpaksa harus memutar. "Kejadiannya sekitar jam 3 sore, saya kaget melihat waktu longsor, sempat tadi memasang pembatas kayu di barat sama di timur, apalagi ada 4 Bis masih di Biaung tidak bisa lewat, karena bawa tamu ke orang nikah," ucap I Ketut Suartika, 47 Warga Biaung Desa Biaung, Kecamatan Penebel di lokasi longsor.

Hal yang sama diungkapkan I Gusti Putu Subada, 60, kata dia pasca bencana longsor yang kerap terjadi di wilayah Penebel membuat perekonomian masyarakat terganggu. Dan untuk mobil yang membawa sayur sayuran, hanya bisa melewati jalan satu satunya melalui jalan ke Cepik itupun harus memutar. "Ekonomi sudah berat, delod pegat, dauh pegat, ngalih peken marga ajak Penebel, sekarang Biaung, Tajen Pemanis, sudah terisolasi akibat jalan longsor, pasrah melihat kondisi seperti ini," ucap Subada. 

Sementara itu, Kepala Desa Biaung I Gede Nyoman Oka Arsana mengatakan hujan memang tiga hari belakangan ini terus mengguyur Penebel. Pihaknya menduga penyebabnya karena dibawah jalan itu ada terowongan jaman Belanda dan lama tidak pernah terurus. Ditambah lagi kondisi tanah yang labil. “Diatas tanah yang labil itu ada kayu besar, karena diguyur hujan terus akhinya tergerus dan longsor," ucap Arsana. Dia menerangkan, pasca putusnya jalan tersebut membuat warganya hanya bisa melewati jalan alternatif yakni jalan ke cepik menuju Buruan. Dikarenakan jalan menuju Penebel longsor dan jalan menuju Tunjuk putus.  "Harapan kami segera ditindaklanjuti oleh Kabupaten, kami sudah lapor ke BPBD Daerah, kebetulan tenaganya sudah meninjau di tempat kejadian,karena jalan penghubung kanan kiri jalan putus, satu satunya jalan alternatif, jalan cepik menuju buruan, yang bisa kami lewati," terangnya.

Hal yang sama diungkapkan Camat Penebel, Agus Hendra dan Kapolsek Penebel, AKP I Wayan Dastra. Kata Agus, setahun lalu dijalan tersebut terjadi longsor di bagian barat ke selatan, dan saat ini terjadi longsor dibagian timur mengarah utara. “Longsornya membuat bahu jalan tergerus sehingga hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua saja,” jelasnya. Dan untuk sementara seperti dijelaskan Kapolsek Dastra, masih ada alternative untuk kendaraan roda empat yakni lewat  Desa Buruan, Desa Cepik, dan Desa Tajen meskipun harus mengambil jalan memutar. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun memang harus memutar untuk jalan alternatif,” jelas Kapolsek. ang/gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER