Bangli Akan Segera Dijadikan Pusat Pendidikan Agama Hindu Terintegrasi

  • 18 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3280 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Upaya menjadikan Kabupaten Bangli sebagai central pendidikan Agama Hindu, kian mendekati kenyataan. Hal itu terungkap saat Wakil Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta menerima Audensi Dirjen Kementerian Agama untuk menindak lanjuti program Kementerian Agama menjadikan Kabupaten Bangli sebagai pusat Pendidikan Hindu Teritegrasi, Selasa (18/10/2016). Pertemuan yang di gelar di ruang pertemuan Bupati Bangli itu, dihadiri Dirjen Kementerian Agama dan dosen pengajar di IHDN Bangli. 

Dirjen Kementerian Agama, Prof Dr. I Ketut Widnya,M.Litt.,DPhil menyampaikan audensi dilakukan untuk menindaklanjuti program Kementerian Agama yang tujuan utamanya adalah menjadikan Kabupaten Bangli sebagai Pusat Pendidikan Agama Hindu Terintegrasi. Dimana nantinya sesuai dengan nama terintegrasi yang artinya terintegral ataupun Pasraman dimana siswa atau muridnya tinggal di dalam lingkungan Kampus atau lembaga pendidikan itu sendiri. “Rencana pembangunan pendidikan terintegrasi ini dimulai dari pendidikan dasar yaitu dari Tingkat Paud, TK, SD, SMP, pendidikan menengah lanjut sampai perguruan tinggi. Hanya saja untuk Paud dan TK tentu belum bisa tinggal di dalam Asrama mengingat usianya masih belum sesuai” terangnya. 

Dikatakan juga hal ini bukan hanya untuk kepentingan Kabupaten Bangli saja. Tetapi, lanjut dia, sudah menjadi program Kementerian yang mana diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) No: 56 tahun 2014 menjadi landasan dalam pengembangan program pendidikan dari dasar sampai perguruan tinggi. “Sebagai sarana pendukungnya hal utama yang dibutuhkan adalah lahan untuk pembangunan gedung tersebut. Untuk itu, koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bangli sangat diperlukan” terang Ketut Widnya. Lebih lanjut, sebagai guru dan pengajar, pihaknya sangat berharap program ini dapat terealisasi. 

Pola terintegrasi yang diterapkan tersebut, dimaksudkan agar para siswa tinggal diasrama untuk  membentuk karakter buildingnya, disamping penguatan dalam bidang keilmuan sesuai keahliannya masing masing. Ditambahkan lagi program ini masih menunggu proses eksekusi dari pasraman dan untuk tahun 2017 baru dianggarkan untuk pembelian lahanya termasuk kebutuhan lain sebagai pendukungnya. 

Pemilihan Kabupaten Bangli sebagai pengembangan Pendidikan Agama Hindu, selain karena sudah  ada IHDN. Potensi dan kondisi geografis yang sangat mendukung karena Bangli memiliki alam yang sejuk, nyaman yang sangat cocok untuk menimba ilmu dibandingkan daerah lain yang sudah tidak memungkinkan. Selain itu, lebih luas lagi adalah  untuk pemerataan Pembangunan sehingga tidak terfokus di satu titik. “Dengan terealisasinya program pembangunan Pusat Pendidikan Agam Hindu Terintegrasi ini sebagai langkah awal, diharapkan dapat diikuti oleh hal-hal lainnya ataupun investor yang nantinmya dapat meningkatkan Pembangunan secara menyeluruh di Kabupaten Bangli” terang Prof. I Ketut Widnya. 

Sementara itu Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta,SE menyambut positif program dari Kementerian Agama tersebut dan memang sudah sangat ditunggu-tunggu. Program ini akan berdampak sangat luas terhadap pembangunan di Kabupaten Bangli kedepannya. “Memang kabupaten Bangli membutuhkan program-program yang bersifat pemerataan dalam pembangunan. Dengan adanya ini, menjadi gayung bersambut bagi kita dikabupaten Bangli” kata Sedana Arta. 

Untuk persoalan lahan yang luas yang diperlukan dalam pembangunannya nanti, masih sangat dimungkinkan dilakukan dengan melaukan koordinasi dengan semua pihak baik itu Provinsi yang notabene masih banyak lahanya di Kabupaten Bangli dan masyarakat tentunya apalagi saat ini Lahan IHDN sudah menjadi milik IHDN. “Pada prinsipnya Kabupaten Bangli sangat mendukung, walaupun belum bisa menjanjikan lahan dan anggaran, karena APBD kita yang masih rendah. Tetapi hal-hal lain yang bersifat kebijakan dan koordinasi baik pengumpulan tokoh masyarakat kita siap laksanakan” tegas Sedana Arta. ard/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER