Legislator Desak Jembatan Kuning Dibangun Permanen

  • 18 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3267 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Jembatan Kuning yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di Kabupaten Klungkung, tiba-tiba ambruk, Minggu (16/10). Delapan orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka, dalam peristiwa yang terjadi saat banyak orang melintasi jembatan yang juga dikenal dengan sebutan Jembatan Cinta itu.

Peristiwa ini mengundang keprihatinan dari seluruh masyarakat Bali. "Bali sedang berduka, dan kita sangat prihatin dengan peristiwa ini," tutur anggota DPRD Provinsi Bali asal Nusa Penida, Ngakan Made Samudera, di Gedung Dewan, Senin (17/10).

Menurut dia, peristiwa ini seharusnya tidak perlu terjadi apabila pemerintah sejak awal memperbaiki jembatan sepanjang 100 meter tersebut. "Jembatan itu memang sudah tidak layak. Pernah dulu dapat dana untuk perbaikan Rp200 juta. Apa sih artinya itu? Paling-paling hanya untuk pengecatan," tegas Ngakan Samudera.

Politisi Partai Demokrat itu menjelaskan, dulu sebelum jembatan itu ada, mobilitas masyarakat dari Nusa Lembongan menuju Nusa Ceningan maupun sebaliknya, hanya mengandalkan air surut. "Itu kan lautnya dangkal. Jadi pas air surut, masyarakat bisa lewat," bebernya.

Sebagai solusinya, pemerintah akhirnya membangun jembatan yang konstruksinya hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Tujuannya, untuk memudahkan mobilitas warga saat persembahyangan. Jembatan tersebut pun bertahan sampai akhirnya ambruk dan menelan korban jiwa.

Mencermati hal ini, Ngakan Samudera mendesak pemerintah segera membangung jembatan yang permanen untuk menghubungkan dua pulau kecil di selatan Bali itu. Jembatan dimaksud pun didorong agar didesain untuk bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

"Sekarang, perkembangan pesat. Mobilitas masyarakat juga sudah tinggi. Demikian halnya dengan pariwisata Nusa Lembongan yang mulai menggeliat. Jadi sudah saatnya jembatan itu didesain lebih bagus, lebih permanen," tandas anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali itu.

Ia berargumen, untuk membangun jembatan ini, sesungguhnya tidak terlalu berat. Sebab selain lautnya dangkal, jarak kedua pulau hanya sekitar 100 meter. Dengan demikian, untuk membangun jembatan yang permanen dan bagus, maka tidak membutuhkan waktu yang lama. Biaya yang dibutuhkan pun, tak terlalu besar.

"Tol Bali Mandara dengan panjang 13 KM saja bisa dibuat. Kenapa jembatan yang hanya 100 meter itu tidak bisa? Kita mendorong agar pemerintah segera memikirkan itu. Karena sudah waktunya dibangun jembatan yang bagus di sana," pungkas Ngakan Samudera. san/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER