Megawati Batal Buka Konferensi di Kuta

  • 20 September 2016
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 3530 Pengunjung
suaradewata

Badung, suaradewata.com - International Conference of Progressive Alliance di Hotel Padma, Kuta, Bali, dibuka Senin (19/9). Konferensi ini, dihadiri pimpinan partai politik dari 24 negara dan 13 organisasi buruh internasional.

Indonesia, dalam hal ini PDIP, ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan Konferensi Partai Progresif yang berlangsung selama 3 hari ini. Semula, konferensi ini dijadwalkan dibuka oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri.

Sayangnya, putri Bung Karno itu justru batal hadir. Alasan absennya Megawati, juga tidak dijelaskan secara detail oleh pihak penyelenggara. Meski batal hadir, namun sambutan Megawati akhirnya dibacakan oleh Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP PDIP, Sukur Nababan.

Dalam sambutannya, Megawati mengingatkan momen pertemuan kali ini pada momentum sejarah Konferensi Asia-Afrika. Hal ini sengaja diingatkan Megawati, mengingat Konferensi Asia-Afrika menjadi tonggak pembentukan negara-negara di Asia, Afrika dan bahkan wilayah Amerika Latin ketika itu.

"Dasa Sila Bandung telah dibakar lahirnya gerakan bangsa, memiliki hubungan timbal balik dalam rangka untuk memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan mereka yang telah berada di bawah cakar kolonialisme dan imperialisme,” tutur Nababan, mengutip Megawati.

Selain itu, disebutkan pula bahwa pertemuan kali ini adalah kesempatan yang baik untuk memperjuangkan bersama undang-undang yang bertujuan mengakhiri praktik keuangan global yang cenderung negatif. Termasuk di antaranya, kerjasama memerangi penggelapan pajak.

“Jika mulai saat ini kita serius bekerja sama, maka dalam jangka panjang kita akan bersama meraih keuntungan dan bisa menyejahterakan rakyat bersama-sama,” kata Megawati.

Pada kesempatan yang sama Ketua DPD PDIP Provinsi Bali I Wayan Koster, mengatakan, acara ini akan memberi porsi yang cukup untuk memperkenalkan kearifan lokal Bali kepada peserta konferensi. Kearifan yang diperkenalkan dimaksud, di antaranya tentang bagaimana agama, adat, seni dan budaya bisa jadi pilar utama kehidupan masyarakat Bali.

Bahkan pilar-pilar utama ini dipertahankan secara konsisten dan berkelanjutan. "Kami memandang bahwa adat, agama dan budaya tidak saja sistem sosial tetapi jadi satu bagian dari aktualisasi kreatif inovatif dalam mengembangkan industri kreatif di Bali,” papar Koster, yang digadang-gadang akan tampil sebagai calon gubernur pada Pilgub Bali 2018 mendatang. san/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER