Supit: Maju Lewat Jalur Perseorangan Itu Adalah Hak Politik Sukrawan

  • 14 Agustus 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4278 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com  Majunya Dewa Nyoman Sukrawan ke Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Buleleng 15 Februari 2017 sejak awal banyak disesalkan petinggi PDIP Buleleng. Namun, mereka pun tak mampu melarang hak preogratif Sukrawan untuk memilih jalur non partai untuk menjadi Bupati Buleleng 2017.

“Saya sudah kenal sejak lama dengan Dewa Sukrawan. Kami tumbuh di berbagai masa yang sangat sulit dan secara kedekatan emosional sangat dekat. Tapi ini adalah pilihan politik Sukrawan dan saya pun tidak bisa membatasi karena itu adalah hak politiknya (Sukrawan),” ujar Gede Supriyatna atau yang akrab disapa Supit, Minggu (14/8/2016).

Hal tersebut disampaikan pasca Sukrawan dan paketnya yakni Gede Dharma Wijaya resmi menyerahkan dukungan ke KPU Buleleng dan lolos penghitungan dukungan minimal dengan jumlah 45.397 dukungan dan 42.900 dukungan dalam hitungan Silon.

Akan tetapi, posisi Sukrawan yang menjabat sebagai Bendahara di struktur DPD PDIP Provinsi Bali dan notabene lebih tinggi dari struktur kepengurusan DPC PDIP Buleleng seolah menjadi boomerang atas sikap memberikan dukungan ke calon Petahana yakni Putu Agus Suradnyana – Nyoman Sutjidra sebagai bakal calon pada Pilkada Buleleng 2017.

Kebingungan tersebut pun diakui oleh Supit secara tidak langsung yang mengaku bahwa kewenangan usulan atau rekomendasi tetap ada pada struktur DPD PDIP Bali. Yang didalam struktur intinya di kepengurusan KSB (Ketua, Sekertaris, Bendahara) jajaran DPD PDIP Bali juga turut ada Sukrawan di dalamnya.

“Secara lisan dalam beberapa kali diskusi dengan DPD (PDIP Bali) termasuk dalam rapat-rapat pun telah kami sampaikan kondisi di lapangan seperti apa. Kita ketahui juga pak Dewa (Sukrawan) kan Bendahara DPD. Ini sepenuhnya ke ranah DPD (PDIP Bali) yang menyikapi,” papar Supit dari balik telepon selulernya.

Dikonfirmasi terkait dengan kedekatan emosional sebagai seorang kader PDIP yang sama-sama dilahirkan di DPC Buleleng, Supit mengaku sangat menyayangkan majunya Sukrawan lewat jalur independent ke Pilkada Buleleng 2017.

“Secara pribadi saya yang selama sekian puluh tahun bersama pak Dewa puluhan tahun berjuang bersama-sama, menangis, tertawa bersama-sama di partai (DPC PDIP Buleleng) tentu kami sangat menyayangkan atas langkah maupun keputusan yang diambil (Sukrawan),” ungkap Supit.

Supit yang mengakui Sukrawan merupakan salah satu seniornya di partai pun mengatakan, walaupun diluar kapasitasnya di dalam kepengurusan yakni Sekertaris DPC PDIP Buleleng, pribadinya pun turut menyesalkan piliahan tersebut walau itu merupakan hak politik Sukrawan.

Namun nasi pun sudah menjadi bubur dan pilihan Sukrawan melalui jalur independent tinggal menanti keputusan hasil verifikasi faktual dukungan yang telah diserahkan. Dan dari sejumlah statemen Sukrawan, pihaknya diyakini mampu lolos verifikasi faktual tersebut walau sangat rawan serta sulit dilalui.

Akan tetapi, berdasarkan pengakuan Supit terkait rekomendasi partai yang belum muncul di internal PDIP untuk kepastian mengusung petahana Putu Agus Suradnyana-Nym Sutjidra atau munculnya rekomendasi dukungan terhadap paket independen, tetap disikapi arogansi partai oleh Supit.

Menurutnya, berbagai komunikasi atau konsolidasi baik secara formal maupun komunikasi di luar mekanisme pun tetap terus dibangun. Kondisi tersebut menunjukan sebuah kekhawatiran atas besarnya pengaruh Sukrawan di seluruh jajaran mulai tingkat anak ranting hingga tubuh DPC PDIP Buleleng.

Pasalnya, beberapa sumber yang sempat eksis di PDIP mengatakan, keberhasilan besar seorang Dewa Sukrawan dalam membangun PDIP Buleleng ditunjukannya saat partai sedang ada di posisi sulit.

Sumber suaradewata.com tersebut menyebut, pengorbanan Sukrawan ketika harus rela meletakan jabatannya sebagai anggota DPRD Buleleng periode 2004 - 2009 untuk menjadi Ketua DPC serta bekerja penuh untuk PDIP Buleleng.

Pasca meletakan jabatan untuk bekerja di partai, Sukrawan pun berhasil membangun struktur mulai dari yang bersifat karateker hingga kepengurusan denifinif mulai bawah hingga tingkat struktur DPC PDIP Buleleng.

“Rekomendasi (Ketua DPP PDIP) sudah tidak masalah lagi karena hanya waktu saja. Sebab ini juga akan bersamaan turunnya dengan sejumlah daerah lain (Di luar Bali) yang turut melaksanaka Pilkada,” paparnya.

Disinggung terkait potensi perpecahan di internal PDIP Buleleng seperti fakta yang terjadi dalam Pilkada Tabanan 2009, Supit secara tidak langsung mengaku siap dengan potensi perpecahan tersebut.

“Sudah cukup dewasa (berpolitik) dan kita (DPC PDIP) sudah cukup teruji dengan kejadian-kejadian dan dinamika di internal (PDIP). Kami sudah cukup biasa menghadapi hal-hal seperti itu (Perpecahan di partai). Apabila sudah ada instruksi dari DPP maka harus diikuti tegak lurus. Dan PDIP sudah berpengalaman dalam mengelola konflik tersebut,” pungkas Supit. adi/hai

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER