Tiap Hari 50 Orang Mati Karena Narkoba

  • 23 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 4196 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com – Setiap hari ada sekitar 50 orang yang meninggal karena narkoba. Itu artinya, dua orang meregang nyawa dalam setiap jam, karena mengonsumsi barang haram itu.

Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, saat konferensi pers bersama Barisan Anti Narkoba (BANNI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali di Denpasar, Jumat (22/7/2016).

Mencermati realita ini, mantan Kapolda Bali itu meminta agar masyarakat Bali mampu menjaga diri dan minimal keluarga, adik, kakak, dan maupun saudaranya, dari bahaya narkoba.

"Selama kita duduk di sini (selama konferensi pers, red), 7 sampai 8 orang Indonesia mati karena narkoba. Tiap 1 jam, ada 2,5 orang mati karena narkoba. Setiap sehari ada 50 orang (mati). Besok bisa saja adik, saudara, anak, sepupu, bapak. Siapa yang bisa tau itu,” ujarnya.

Menurut Gubernur Pastika, otak seseorang akan rusak karena narkoba. Selain itu, orang juga akan gila karena narkotika. "Maka dari itu, jika ada 1 orang di dalam keluarga kena narkoba, maka keluarga itu akan hancur, kecuali anak itu cepat-cepat mati," tutur orang nomor satu di Pulau Dewata itu.

"Dia akan curi semua, minta uang terus, daun pintu dicuri, cuma BH dan celana dalam mamanya yang tidak bisa dijual. Maka dari itu minimal selamatkan diri sendiri baru beritahu adik, kakak, atau keluarga. Menyelamatkan manusia itu lebih mulia daripada membuat meru tumpeng solas,” imbuhnya.

Ia menambahkan, orang yang mati karena narkoba atau karena HIV/AIDS, sudah matipun akan membuat susah semua orang terutama keluarganya. "Orang mati karena HIV/AIDS, cara mandiinnya setelah meninggal susah, karena keluarganya takut ketularan, cara bakarnya juga susah. Siapa berani nyentuh itu? Kebayang ga kamu? Bikin susah semua orang,” tandas Gubernur Pastika.

Baginya, hidup kena narkoba berarti sudah hidup di neraka. Maka dari itu, ia menghimbau agar masyarakat Bali menghindari penyakit tersebut. "Kalau kita kena penyakit HIV/AIDS, kelak-kelak (tersendak) itulah neraka. Saya orang yang setengah percaya surga dan neraka. Hidup ini neraka saat kena narkoba,” ujarnya.

Gubernur Pastika pun menyorot kasus narkoba di LP Kerobokan. Menurut dia, dari 1500 narapidana di LP Kerobokan, 70 persen isinya karena kasus narkotika. Iapun heran dengan banyaknya manusia yang mengonsumsi barang haram tersebut.

"Buaya aja ada racun ga dimakan, misalnya makanannya berduri. Kalau manusia ga, semakin racun semakin dimakan, biar terlihat keren,” tandas Gubernur Pastika. san/hai


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER