Minim Dapat Siswa, SMA/SMK Swasta Di Bangli Ketar-Ketir

  • 04 Juli 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4683 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sejumlah sekolah SMA/SMK swasta di Bangli benar-benar berada diujung tanduk. Kondisinya, semakin ketar-ketir lantaran dari tahun ketahun rata-rata siswa baru yang didapat sangat minim. Seperti yang dialami SMK TP 45 yang beralamat di jalan LC, Uma Aya, Bangli. Setelah tahun lalu, nihil mendapat siswa. Dalam tahun ajaran 2016, sekolah ini hanya mampu meraup sebanyak lima orang siswa baru. Kondisi ini, diduga akibat ‘rakusnya’ sekolah negeri karena penerapan sistem kouta.  

Kepala Sekolah SMK TP 45, I Wayan Jasa, saat ditemui awak media Senin (04/07/2016) membenarkan dalam PPDB tahun 2016, pihaknya kebagian siswa sebanyak 5 orang. “Dalam setiap PPDB memang kita agak sulit mendapatkan siswa. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu. Saat itu, kita nihil mendapat siswa. Tahun ini yang sudah mendaftar sebanyak 5 siswa,” jelasnya. Sementara tahun 2014, sekolah yang mempunyai 10 ruang kelas ini hanya mendapatkan siswa sebanyak 13 orang.  “Kita sudah komitmen dengan propinsi juga, berapa pun jumlah siswa baru yang didapat kita jalankan pendidikannya. Itu juga untuk menggentaskan program belajar 12 tahun,” ungkapnya.  

Disebutkan, minimnya minat siswa ke sekolah swasta di Bangli kata dia, salah satunya disebabkan karena sitem kouta yang diterapkan sekolah negeri. Dibeberkan, untuk tahun ini, jumlah siswa yang lulus SMP sebanyak 3.478 orang. Dari jumlah tersebut, sekolah negeri yang menerapkan sistem kouta mendapatkan sebanyak 3.400 siswa. Sisanya, sebanyak 78 orang kemungkinan ke swasta. “Dari jumlah sisa kouta tersebut, kemungkinan masih bisa berkurang lagi ke swasta karena belum dihitung jumlah siswa yang pindah rayon,” jelasnya.

Dengan kondisi tersebut, dipastikan, jumlah akan semakin berkurang. Terlebih, di Bangli lanjut dia, setidaknya ada sebanyak 6 SMA/SMK swasta. Padahal diakui, untuk menarik minat siswa, pihaknya juga menggratiskan seluruh biaya pendidikan bagi siswanya. “Pendidikan disini, semuanya gratis. Kita sudah bicara dengan yayasan,” sebutnya.  

Untuk pengembangan sekolah swasta, sistem PPDB dengan koota diharapkan ditiadakan. “Semasih PPDB seperti ini, nilai siswa yang rendah pun juga bisa masuk ke sekolah negeri. Dampaknya, sekolah swasta sampai kapanpun akan sulit berkembang. Karena itu, kita berharap kedepan sistem PPDB sekolah negeri bisa lagi dengan penentuan nilai siswa,” pungkasnya.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER