Jelang Lebaran, Sembako Naik, Harga Gula Pasir Kian Meroket

  • 29 Juni 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4078 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Meski beberapa kali operasi pasar telah dilakukan di Bangli, nyatanya harga gula pasir semakin meroket di pasaran. Bahkan, selain gula, jelang hari raya Lebaran, peningkatan harga terjadi juga pada berbagai kebutuhan pokok (sembako) seperti minyak goreng, beras, hingga bumbu. Dampaknya, kaum ibu rumah tangga menjerit karena kesulitan mengatur anggaran rumah tangga.

Sesuai pantauan di pasar Kidul, Bangli, Rabu (29/6/2016), saat ini harga gula pasir tembus mencapai Rp 17.500 – Rp 18.000/kilogram dari harga normal sebelumnya yang hanya 12.000/kilogram.

Selain itu, harga yang mengalami kenaikan, seperti beras naik Rp 10.000 per sak isi 25 kilogram. Minyak goreng kemasan, naik dari harga Rp 11.000/liter mejadi 12.500/ liter. Cabe kecil dari Rp 12.000/kilogram menjadi Rp 18.000/kilogram. Cabe besar dari Rp 5.000/kilogram menjadi Rp 9.000/kilogram. Bawang merah dari 24.000/kilogram menjadi 28.000/kilogram. Sementara harga daging ayam, telor, bawang putih dan kacang-kacangan relatif stabil.

Atas kondisi tersebut, kaum ibu rumah tangga menjerit. “Saat ini semua harga naik. Mungkin karena menjelang hari raya. Saya susah jadinya mengatur anggaran rumah tangga,” ungkap Hj. Naryo, salah seoarang pembeli di pasar Kidul. Untuk menyiasati berbagai kenaikan harga tersebut, pihaknya mengaku terpaksa membeli kebutuhan yang mendesak saja.

Sementara itu, Ni Putu Ayu salah seoarang pedagang setempat mengakui, kenaikan harga sejumlah kebutuhan tersebut terjadi secara bertahap sejak sebelum bulan puasa. Kenaikan harga yang paling signifikan, diakui terjadi pada harga gula, beras dan minyak goreng.

“Untuk gula pasir harga normal sebelum bulan puasa hanya Rp 12.000/kilogram. Namun, harganya terus naik dari Rp 16.000 kini naik lagi menjadi Rp 17.500 per kilogram di tingkat pengecer,” ungkapnya.  

Kata dia, naiknya berbagai kebutuhan pokok tersebut disebabkan jelang hari raya. “Karena banyak hari libur saat hari raya, sehingga berpengaruh terhadap pengiriman barang dari luar Bali,” tegasnya. Dampaknya, lanjut dia, pasokan barang menjadi tak sebanding dengan permintaan sehingga harganya cenderung mengalami kenaikan. ard

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER