7 Caketum Bantah Jegal Setya Novanto

  • 15 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 4194 Pengunjung

Badung, suaradewata.com - Sistem pemilihan ketua umum menjadi perdebatan panas di arena Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Pasalnya dari delapan calon ketua umum, hanya Setya Novanto yang menginginkan agar sistem pemilihan ketua umum dilakukan secara terbuka.

Adapun tujuh calon ketua umum lainnya, kompak menyepakati agar sistem pemilihan umum dilakukan secara tertutup. Bahkan terkait hal ini, ketujuh calon ketua umum membuat pernyataan bersama, Minggu (15/5/2016) pagi.

Pernyataan bersama itu bahkan digelar di hadapan sejumlah awal media yang meliput Munaslub Partai Golkar. Ketujuh calon ketua umum yang sepakat dengan sistem pemilihan ketua umum, adalah Airlangga Hartarto, Mahyudin, Azis Syamsudin, Priyo Budi Santoso, Syahrul Yasin Limpo, beserta tim dari Ade Komarudin (Akom).

Ketujuh kandidat ini menampik bahwa hal tersebut merupakan upaya untuk menjegal langkah Novanto di Munaslub Partai Golkar. "Tidak satupun dari kami melakukan hal tersebut. Bagi kami bertujuh ini, siapapun yang terpilih akan saling mendukung. Kami ada surat tertulis," ujar Airlangga Hartarto.

Menurut dia, yang tidak diharapkan adalah sistem pemilihan terbuka pada saat pandangan umum. "Ini yang tidak kami harapkan. Kami ingin kawal agar proses demokrasi tetap berjalan, agar proses tertutup. Dalam proses itu, siapapun yang terpilih, akan saling mendukung," tandasnya.

Sementara calon ketua umum lainnya, Mahyudin, menegaskan, Munaslub adalah pertaruhan Partai Golkar. Karena itu kalau mau bangkit, kata dia, maka jawabannya hanya satu yakni harus solid kembali.

"Saya juga jadi calon ketua umum, bukan ujug-ujug jadi penggembira. Saya pertaruhkan segalanya. Itulah kenapa kami bangun komunikasi, agar siapapun terpilih jadi ketua baru, dengan syarat aturan AD/ART harus dilaksanakan," ucapnya.

Ia menambahkan, beberapa kali sudah dilaksanakan pencalonan secara tertutup. Dengan tertutup, itu yang memenuhi asas Luberjurdil. Apalagi, Munaslub kali ini ingin rekonsiliasi yang berkeadilan, sehingga asas Luberjurdil tersebut harus dijunjung tinggi.

"Saya tidak sepakat untuk tidak menggiring ke pemilihan tertutup. Semua berkeluarga, jangan diolah-olah lagi. Kalau ada yang mau olah-olah, akan saya lawan. Saya akan lawan sampai titik darah penghabisan," tandas Mahyudin.

Ia mengaku sepakat dengan enam kandidat yang lain agar berjiwa besar, siap menang dan kalah. "Menang kalah happy. Jangan nanti kaya orang-orang bodoh yang baru belajar berpartai saja," pungkasnya. (san)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER