Pendukung Putu Leong Sudiartana Ungkap “Dosa-dosa” Mudarta

  • 11 Mei 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 4479 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com – Tujuh dari sembilan DPC Partai Demokrat Kabupaten/ Kota di Bali berpandangan bahwa Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Made Mudarta sudah tidak layak lagi menahkodai partai berlambang Mercy di Bali untuk lima tahun ke depan.

Itu sebabnya dalam Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat mendatang, ketujuh DPC ini mendukung nama baru sebagai calon ketua Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, yakni Putu 'Leong' Sudiartana.

Ketujuh DPC ini berkeyakinan, Putu Leong mampu membesarkan Partai Demokrat di Bali. Bukan itu saja, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu juga akan jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kepemimpinan Made Mudarta saat ini.

"Made Mudarta baik. Tetapi kita ingin yang jauh lebih baik lagi ke depan," kata Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Tabanan IGM Md Purnayasa, di Denpasar, Rabu (11/5/2016).

Walau kepemimpinan Made Mudarta cukup baik, namun ia tak menampik jika politisi asal Jembrana itu memiliki "dosa-dosa" yang menjadi catatan dirinya bersama enam ketua DPC dari enam kabupaten dan kota di Bali. Salah satunya, Mudarta gagal memenuhi target DPP Partai Demokrat terkait pelaksanaan Pemilu 2014 hingga Pilkada Serentak 2015. Selain itu, Mudarta juga dinilai gagal membangun komunikasi politik yang baik dengan DPC-DPC.

"Karena itu, dengan tantangan yang sangat berat ke depan, kami butuh figur yang bisa merangsang kebangkitan Partai Demokrat, sebagaimana tahun 2004 dan 2009. Apalagi persaingan antara elit partai di Bali cukup ketat, sehingga dibutuhkan figur yang tepat," tegas Purnayasa.

Hal tak jauh berbeda juga dilontarkan Ketua DPC Partai Demokrat Buleleng Luh Gede Herriyani. Ia mengaku, selama ini komunikasi DPD dengan DPC kurang bagus. "Kami sering buat acara di Buleleng, tetapi sangat susah mengajak pengurus DPD untuk hadir," bebernya.

Sementara Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Badung Made Sunartha, mengatakan, salah satu kegagalan pengurus Partai Demokrat Provinsi Bali saat ini adalah kesulitan untuk membangun kebersamaan dalam membesarkan partai. Dampaknya, DPD jalan sendiri dan DPC pun jalan sendiri-sendiri.

"Harus ada ada kebersamaan dalam membangun partai. Tidak bisa DPD jalan sendiri, DPC jalan sendiri. Karena itu, harus ada pemimpin yang bisa merangkul, menyemangati kita di bawah. Dia harus mampu membangun komunikasi yang efektif," tandas Sunartha.

Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Klungkung, Gede Artison Andarawata, juga melontarkan hal serupa. Ia berpandangan, dari hasil evaluasi ketujuh DPC, disepakati bahwa Partai Demokrat Bali butuh figur baru. "Kita cari yang siap, yang terbukti, yang benar-benar punya kemampuan manajerial dan komunikasi baik ke bawah maupun ke atas bagus," ucapnya.

Menurut dia, selama ini ada semacam kebuntuan komunikasi dari DPD. Akibatnya, ketua DPD tidak bisa membahasakan ke atas apa suara akar rumput dan menerjemahkan dengan baik instruksi dari atas ke bawah. "Dampaknya, kegiatan DPC tak bisa bergaung. Bahkan seolah-olah kader di bawah tidak boleh kenal pengurus pusat," urai Artison.

Atas catatan tersebut, pihaknya membutuhkan sosok petarung yang bisa mendulang suara di Bali. Apalagi, partai bukanlah yayasan, sehingga pengurusnya tidak pernah mau turun dan hanya punya imajinasi dan memaksa DPC bekerja sesuai dengan yang dibayangkan pengurus. "Karena itu, kita butuh pemimpin yang pernah turun ke masyarakat, yang punya karisma," tandas Artison. (san)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER