Acara GPS, Anggota DPD RI Disabotase?

  • 25 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4680 Pengunjung
suaradewata.com

Tabanan, suaradewata.com– Acara seminar nasional, Pengutan 4 (Empat) Konsensus Dasar Bernegara, Pancasila UUD 1945 NKRI dan Bhineka Tunggal Ika "Pendidikan Berbasis Nusantara Untuk Menghadapi Kompetisi Global” nyaris ternoda karena ulah tangan jahil. Pasalnya spanduk besar yang terpasang sebagai background di lokasi seminar nasional bertajuk Pancasila Goes to School tiba-tiba saat acara akan dimulai menghilang tanpa bekas dari lokasi acara di Gedung Mario Tabanan, Kamis, (25/02/2016).

Spanduk berukuran 5,5 meter X 2.13 meter tersebut terpasang sehari sebelumnya di panggung oleh tim GPS bersama mandor kebersihan gedung mario. “Saya ikut masang dari jam 19.00 sampai jam 22.00, namun paginya sudah tidak ada,” ucap mandor kebersihan gedung mario Koming Artanaya ditemui dilokasi. Diapun mengaku tidak tahu siapa yang mengambil spanduk tersebut. Yang jelas kata dia sekitar pukul07.30 wita saat dirinya datang ke gedung spanduk itu sudah tidak ada. “Saat saya datang spanduk sudah tidak ada, lalu saya laporkan ke atasan saya, saat bersamaan datang panitianya pak Kadek,” ucapnya.

Sementar staf ahli GPS, Kadek Cita Ardana Yudi membenarkan kalau spanduk yang sehari dipasangnya bersama mandor kebersihan gedung mario.”Saya tidak tahu, pas saya datang sudah hilang,” ucapnya. Mengetahui spaduknya hilang Kadek Cita tidak kehilangan akal, diapun langsun ke percetakan untuk membuat spanduk yang sama. “Iya mau apa lagi, mungkin orang iseng,” ucapnya. Beruntung dalam hitungan kurang dari 1 jam, spanduk serupa bisa tercetak kembali dan dipasang saat peserta yang terdiri dari para siswa SMA/SMK se Tabanan sudah berada di dalam arena seminar. “Maklum ya dik, spanduk kami hilang dicuri orang tidak bertanggungjawab, mungkin dilihat Pak Pasek (GPS) ganteng jadi spanduknya diambil,” ucap Dek Cita bercanda kepada para siswa.

Terkait hilangnya spanduk tersebut kontan saja mendapat atensi jajaran intel Polres Tabanan. Bahkan Kasat Intel, AKP Sri Subakti beberapa saat setelah ribut-ribut spanduk hilang tiba dilokasi bersama beberapa anggotanya. Dipihak lain, GPS menanggapi hilangnya spanduk tersebut dengan santai. “Sudah biasalah, spanduk hilang, spanduk dirobek, yang penting acara intinya bisa berjalan dengan baik,” tegasnya. Bahkan spanduk yang hilang itu dijadikan materi awal sebagai sebuah pembelajaran dalam sebuah slide yang ditayangkan. “Malam kami pasang, paginya hilang, harusnya kita panik, tentu tidak, yang penting bagaimana solusinya, dan kami sudah dapatkan solusinya dengan mencetak kembali dan dipasang lagi, inilah pelajarannya, setiap ada masalah harus kita hadapi yang terpenting solusinya,” ucapnya dihadapan peserta seminar yang mendapat applaus.

   

Banyak hal yang disampaikan GPS dalam seminar tersebut. Salah satunya adalah kesiapan generasi muda di Bali khususnya dalam mengandapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).  Pada kesempatan tersebut GPS mengajak pelajar mulai dari sekarang untuk mempersiapkan dirinya sehingga dalam 10 tahun atau 15 tahun kedepan setelah mengikuti seminar tersebut bisa menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan mampu bersaing dengan negara lain. “Tadi saya lihat banyak yang ingin menjadi entrepreneur , dan itu bagus,” tandasnya. Dengan menjadi entrepreneur tidak membebani negara, membuka lapangan kerja, dan negara pun mendapatkan pajak dari usaha tersebut.

Selain GPS, seminar  yang dibuka oleh Asisten II Sekda Tabanan I Wayan Yatnanadi itu juga menghadirkan narasumber dari Dewan Pendidikan Tabanan I Wayan Gunadi. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER