Bisnis Canang 5.000an bisa Memutar Milyaran Rupiah

  • 24 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4538 Pengunjung
suaradewata.com

Jakarta, suaradewata.com – Bisnis canang dengan asumsi 1 rumah tangga mengeluarkan Rp.5000 saja akan memutar puluhan miliard per bulan. Hal itu adalah sebuah peluang warga Bali dalam menghadapi MEA. Hal itu terungkap dalam seminar dan dialog publik tentang ekonomi berbasis pancasila dengan tema enterpreneur bali menghadapi MEA di Kantor DPD RI perwakilan Bali, Rabu, (24/2).

Dalam seminar yang diikuti perwakilan dari STT, Karang Taruna, Organisasi kemahasiswaan Hindu kampus,KMHDI dan perwakilan beberapa OKP menghadirkan pembicara senator Gede Pasek Suardika, SH,MH Dan Pengusaha Bali yang juga praktisi Perbangkan Made Arya Amitaba, SE. 

Dalam penyampaianya  senator Gede Pasek Suardika,SH,MH mengungkapkan bagaimana generasi muda meski memiliki kepekaan dalam dalam melihat peluang yang ada untuk digarap sebagai potensi ekonomi, seperti bisnis yadnya yang memiliki perputaran nilai ekonomi yang sangat besar, ambil contoh bisnis canang dengan asumsi 1 rumah tangga mengeluarkan Rp.5000 saja akan memutar puluhan miliard per bulan,itu baru dari canang bagaimana dengan bisnis yang lain begitu katanya retoris. Dari peluang peluang itu saat ini potensi ekonominya banyak keluar dari Bali karena kita tidak memanfaatkanya secara optimal.

Pengusaha muda Bali yang bergerak di sektor perbangkan I Made Arya Amitaba,SE masalah yang kita hadapi sekarang adalah permasalahan jiwa konsumeeisme kita yang tinggi dan lemahnya kemampuan leadership kita sehingga kita lemah dalam pertarungan dalam merebut kue kue ekonomi, dalam kontek persaingan apalagi dalam menghadapi MEA ada beberapa prasyarat skili yang mesti dimiliki seperti leadership, publik speaking, kemampuan bahasa asing, networking dan sebagainya begitu mantan ketua perbarindo ini menyampaikan.

Mengemuka dalam proses diskusi apakah pemimpin bali sudah merangsang tumbuhnya entepreneur di Bali? Bali memiliki era  pemimpin yang memberi ruang tumbuhnya enterpreneur Bali, seperti pembangunan pasar pasar seni semisal sukawati, guang, kuta, dimana ekonomi lokal bertumbuh disana, tapi berbeda yang terjadi saat ini dimana masyarakat dicekoki mind set sebagai pekerja dengan tumbuhnya pusat pusat ekonomi berbasis kapital yang merupakan anti tesa berkembangnya ekonomi lokal, bahkan cendrung mendewakan investor yang memberikan janji janji tentang penyediaan lapangan kerja alias buruh, ini masalah kepemimpinan, ini krisis tentang kepemimpinan begitu ujar mantan ketua komisi III DPR RI ini. cta/ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER