Puncak Karya Pura Penataran Agung, Dipuput 7 Sulinggih

  • 13 Juni 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4392 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com– Pelaksanaan puncak karya di Pura Penataran Agung Bangli berlangsung khusuk dan hikmat. Puncak karya mamungkah, ngenteg linggih, labuh gentuh lan nubung pedagingan itu, dipuput tujuh sulinggih. Manggala Karya  Anak Agung Gede Raka didampingi Kelian Adat Puri Agung Bangli Anak Agung Alit Ardenatha menjelaskan, pelaksanaan karya ini baru bisa dilakukan setelah 37 tahun karya serupa dilakukan tahun 1978. “Untuk pelaksanaan karya kali ini, selain melibatkan pasemetonan Puri Agung Bangli, juga banyak melibatkan krama dari sejumlah wilayah di Bangli,” ungkapnya, Rabu (10/06/2015).  Seperti warga desa Nyalian, Peninjoan, Demulih, Sulahan, Penida, Palaktiying, Bebalang dan sejumlah warga desa lainnya di Bangli.

Disebutkan, pelaksanaan puncak karya telah diawali dengan berbagai rangkain ritual, mulai dari mepepada alit, labuh gentuh, nyepi karya, melasti, ngadegang bagia pulekerti dan mepepada agung. “Persiapannya untuk karya ini sudah dilakukan sejak dua bulan lebih,” ungkap Gung Gede Raka.  Sebelumnya saat upacara pecaruan itu, kata dia, tidak hanya dilakukan untuk penyucian dan pembersihan areal pura saja. Melainkan jauh lebih luas, untuk penyucian dan pembersihan alam semesta beserta isinya.  Sebab, lanjut dia, tujuan karya untuk memohon keselamatan dan kemakmuran alam semesta beserta isinya. “Puncak karyanya sendiri bertepatan saat piodalan di Pura Penataran Agung, yang dilaksanakan setiap Buda Kliwon, Wuku Gumbreg,” sebutnya.

Dalam pelaksanaan karya ini, setidaknya tiga kerbau dijadikan kurban suci. Setelah prosesi mepepada, kerbau-kerbau tersebut dituek dengan menggunakan senjata pusaka kerajaan Bangli. Dagingnya diolah untuk sarana sesajen dan kulitnya dipergunakan sebagai lantaran saat Ida Betara tedun. Saat puncak karya berlangsung, berbagai tarian sakral turut dipentaskan, mulai dari tari rejang, pendet, baris, topeng sidekarya hingga pementasan wayang kulit. Sesuai dudonan karya, rencananya Ida Betara akan nyejer hingga tanggal 21 Juni mendatang. Prosesi memasar  dilaksanakan tanggal 12 Juni, Nyenuk tangal 16 Juni dan Nyegara Gunung tanggal 19 Juni. ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER