Sengketa Catus Pata Desa Tukadaya Nyaris Makan Korban

  • 12 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Jembrana
  • Dibaca: 4345 Pengunjung

Jembrana, suaradewata.com- Karena tidak ada ketegasan dari pemerintah Bumi Makepung Jembrana sehingga sengketa tanah Catus Pata Desa Pekraman Tukadaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, dengan pemilik bangunan diatas tanah tersebut yakni Samsi,50 meledak. Bahkan dalam peristiwa tersebut nyaris menelan korban jiwa.

 Dari informasi yang dihimpun peristiwa tersebut terjadi senin (11/05/2015) sekitar pukul 18.30 wita yang secara tiba-tiba ratusan warga desa setempat berdatangan membawa, linggis, parang serta palu secara membabi buta menghancurkan tiga bangunan yang beridi di atas tanah Catus Pata Desa setempat milik Samsi,50 yang mengklaim tanah tersebut adalah miliknya. Saat ratusan warga membabi buta meratakan bangunan tersebut, menantu Samsi yakni Rahmat berusaha menghadang perataan bangunan tersebut namaun tidak berhasil bahkan Rahmat menjadi korban amuk masa sehingga mengalami luka di bagian punggung kanan dan dipenuhi dengan bercak darah.

Meskipun aparat kepolisian dari polsek melaya dan di back up dari polres Jembrana datang kelokasi untuk melakukan pengamanan namun aksi masa semakin brutal. Setelah semua bangunan rata dengan tanah, akhirnya Polres Jembrana Kompol Anak Agung Rai Laba yang turun langsung saat itu, berhasil menenangkan warga dan melakukan mediasi di kantor desa setempat. Hingga brita ini di tulis hingga pukul 21.00 wita mediasi masih berlangsung.

Untuk diketahui, sengketa tanah ini berawal dari Tanah Negara yang direkomendasikan oleh Bupati Jembrana I Putu Artha pada bulan pebruhari 2012 silam kepada desa pekraman untuk digunakan sebagai catus pata desa. Namun, keberadaan tanah tersebut, diklaim sebagai milik pribadi oleh Samsi, dengan menunjukan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT). Bahkan diatas tanah tersebut sudah berdiri empat bangunan, diantaranya dua bangunan rumah, dan satu tempat ibadah, serta satu pondasi oleh penyanding tanah tersebut. Namun lantaran sampai saat ini sengketa tersebut tidak terselesaikan sehingga ratusan warga setempat membisakan diri melakukan eksekusi tersebutdem


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER