Reklamasi Teluk Benoa Dinilai Kontraproduktif

  • 04 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3880 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Rencana revitalisasi berbasis reklamasi di perairan Teluk Benoa, Badung, hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Tak hanya memicu pro dan kontra di publik, kalangan DPRD Bali juga belum satu suara terkait rencana reklamasi ini. 


Ini dibuktikan ketika sebagian anggota dewan, justru menolak adanya reklamasi di Teluk Benoa. Para legislator di Renon ini berpandangan, reklamasi di perairan selatan Bali itu justru kontraproduktif.

Bahkan, nantinya reklamasi tersebut hanya akan menimbulkan persaingan yang tak sehat di kawasan selatan Bali. "Saya setuju dengan reklamasi. Tetapi lokasinya bukan di Teluk Benoa," tandas anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan, di Renon, Denpasar, Senin (4/5).

Pada dasarnya, kata dia, reklamasi merupakan salah satu cara terbaik untuk menata kembali kawasan pantai yang rusak. Itu sebabnya, banyak negara di dunia, yang melakukan reklamasi dan berdampak positif bagi lingkungan serta perekonomian di negara tersebut.

Hanya saja untuk konteks Bali, menurut dia, perlu dikaji ulang terkait reklamasi di perairan Teluk Benoa. "Saya berpandangan, masih banyak lokasi lainnya di Bali yang butuh reklamasi, dan bukannya di Teluk Benoa," tandas politisi asal Buleleng itu.

Menurut politisi Partai NasDem ini, rencana reklamasi di Teluk Benoa, tidak saja berdampak buruk pada lingkungan di kawasan tersebut. Yang justru lebih parah, reklamasi yang disertai dengan pembangunan akomodasi wisata di Teluk Benoa, justru akan memicu persaingan tak sehat di kawasan selatan Bali.

Ia mengingatkan, saat ini hotel di kawasan selatan sudah cukup banyak. Itu pun tidak semuanya terisi. Jika dalam reklamasi nanti juga dibangun akomodasi berupa hotel, maka hotel-hotel yang sudah ada sejak lama terancam tidak berpenghuni.

"Ini yang saya katakan, akan terjadi persaingan tak sehat. Hotel-hotel yang sudah lama ada, bisa-bisa tidak akan mendapatkan tamu karena semuanya lebih tertarik untuk nginap di hotel-hotel yang ada di daerah hasil reklamasi," tegas Tirtawan.

Atas dasar itu, ia tak sepakat jika reklamasi dilakukan di Teluk Benoa. "Jika benar ada investor mau melakukan reklamasi, silahkan reklamasi di kawasan utara saja, jangan di Teluk Benoa. Kalau tidak, lebih baik investor bangun saja bandara di Buleleng," ujarnya.

Ia menegaskan, reklamasi akan kontraproduktif, apabila dilakukan di tempat yang salah. Demikian halnya dengan pembangunan lainnya, jika tidak dikaji secara benar lokasi dan peruntukannya, maka akan mubazir.

Tirtawan pun menyontohkan, kotoran ternak tentu tidak bermanfaat jika dihidangkan kepada manusia. "Tetapi jika itu diberikan kepada tanaman, maka tentu bermanfaat bagi tanaman," urai anggota Komisi I DPRD Bali itu.

Demikian juga halnya dengan hal lain yang belum tentu bermanfaat jika tidak salah ditempatkan. "Begitu juga dengan reklamasi. Jika lokasinya salah, tentu tidak bermanfaat, dan malah menimbulkan persoalan baru. Padahal, reklamasi sesungguhnya sangat bermanfaat, jika dilakukan di lokasi yang benar," pungkasnya.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER