GPS : SBY Level Liga Champion, Masak Ikut ISL

  • 06 Maret 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 6820 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com -Politisi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika (GPS), menyayangkan manuver yang dilakukan oleh Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menjelang Kongres Demokrat. Menurutnya, SBY seharusnya berkiprah di level yang lebih tinggi atau internasional, tidak lagi mengurusi partai. 

Menjelang Kongres III Partai Demokrat, SBY rajin keliling melakukan konsolidasi dengan kader dan pengurus Partai Demokrat di daerah. Langkah ini dikritik Pasek, dan dianggap sebagai sebuah kemunduran.

"SBY itu ibarat pemain sepakbola Ronaldo, sudah main di Real Madrid, masak mau main di Bali United atau Persebaya lagi, masak pak SBY ikut main di Liga Super Indonesia lagi, padahal levelnya sudah Liga Champion," ujar Pasek, di Denpasar, Jumat (6/3/3015).

Kata Pasek, harusnya Partai Demokrat mendatang diisi oleh darah-darah segar, yang mempunyai semangat baru untuk membesarkan partai.

" SBY harusnya naik ke level yang lebih tinggi di level internasional, seperti jadi Sekjen PBB. SBY standarnya sudah piala dunia, ini kok malah ikut ISL lagi, terus nanti turun lagi ke divisi utama, kan tidak begitu seharunya.

Yang harus dilakukan SBY saat ini, lanjut Pasek, adalah menyehatkan kembali iklim demokrasi di tubuh Partai Demokrat. 

"Kalau Pak SBY sekarang rajin keliling konsolidasi, budaya plt harusnya disehatkan, kembalikan hak-haknya (pengurus)yang sudah di plt. Kongres tandingan jangan sampai itu terjadi, itu bisa memalukan pak SBY,"ujar Pasek.

Kasus Plt Demokrat Pecahkan Rekor MURI

Jelang Kongres Partai Demokrat ke III, Politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menyoroti banyaknya kasus Plt atau pelengseran sejumlah pengurus DPC dan DPD, yang berseberangan dengan kepentingan elit Partai Demokrat dalam mendukung figur ketua umum di kongres mendatang. 

"Saya berkeliling untuk berkomunikasi, saya menemukan fakta yang sangat miris bagi kita. Pertama, jumlah Plt yang sangat dasyat, memcahkan rekor MURI, dalam sebuah organsai parpol. Itu bisa menyebabkan keabsahan pemilik suara diragukan, legalitasnya apa?"ujar Pasek, di Denpasar, Jumat (6/3/3015).  

Menurut Pasek, jumlah pengurus DPC dan DPD Partai Demokrat yang di Plt atau dilengserkan saat ini cukup banyak, sekitar 160 an orang. Pelengseran ini, jelas Pasek, paling banyak dilakukan setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

"Saya bertemu seorang Ketua DPC di Jateng di Bandara Jogja, seminggu kemudian di plt, padahal hanya ketemu di bandara. Pengurus di Sumenep yang berprestasi juga di plt. Pengelola partai sekarang tidak ngerti apa makna demokrasi. Kalau begini kelolanya kan gak benar. Harusnya sebelum kongres ada musda atau muscab dulu biar benar, ketua DPC dan DPD hasil muscab dan musda, bukan dari hasil plt. Kan gak sehat partai seperti begitu,"ujarnya.

Beberapa pengurus, lanjut Pasek, juga dalam ancaman Plt. Kalau ini terus berjalan, Pasek menyatakan tidak tertutup kemungkian nanti akan ada 2 kongres (Demokrat). 

"Satu kongres Plt, satunya lagi kongres yang memang mempunyai legalitas suara, yang dipilih dengan sistem elektoral yang benar, lewat musda dan muscab. Jangan sampai ada kongres tandingan, nanti kan SBY sendiri yang malu. Tapi jika tetap berpikir ini partai keluarga, ya susah juga jadinya," ujar Pasek.

Beberapa pengurus di daerah, kata Pasek, dilengserkan atau telah dijadikan pelaksana tugas (Plt) kan oleh Sekjen Eddie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan Ketua Harian Syarif Hasan.

"Sewaktu saya pergi ke daerah bertemu dengan teman-teman di DPC dan DPD ternyata mereka banyak yang di plt kan, karena tidak mau meneken surat dukungan untuk Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono di Kongres mendatang," tutur Pasek.

Tidak hanya itu, pengurus yang dicurigai bertemu dengan Anas Urbaningrum atau melakukan pertemuan dengan kubu Anas lainnya, langsung dijatuhi sanksi pencopotan jabatan struktural partai. bbn/ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER