Warganet Menolak Gerakan Radikalisme dan Propaganda Asing Demi Lancarnya Pelantikan Presiden Terpili

  • 13 Oktober 2019
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2079 Pengunjung
google

Oleh : Siska Melati

Opini, suaradewata.com - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan digelar pada Minggu (20/10) mendatang. Berbagai persiapan pun sudah dilakukan termasuk antisipasi adanya aksi unjuk rasa atau pergerakan kelompok radikal yang ingin menggagalkan pelantikan.

Antisipasi ini dilakukan aparat kepolisan bersama aparat lainnya, dengan sebelumnya melihat perkembangan masih adanya upaya-upaya provokasi serta propaganda yang dilakukan oleh kelompok pihak yang tak suka terhadap pemerintah yang konstitusional yang terpilih lewat hasil proses demokrasi yang akan melsaksanakan program dan kebijakan selama 5 tahun mendatang dan bahkan lebih jauh kebelakang berbagai kelompok penyebar kebencian tersebut juga sudah teridentifikasi terkait dengsn kelompok-kelompok yang ingin merusak dan memecah belah NKRI ysng berdasarkan Pancasila alias kelompok radikal.

Hal ini sudah terlihat dari berbagai kasus yang berkembang belakangan ini mulai dari kasus ptopaganda isu diskriminasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, hingga unjuk rasa mahasiswa yang berujung kerusuhan di beberapa daerah. Terbaru adalah kasus penusukan yang dilakukan kepada Menko Polhukam, Wiranto.

Sehingga membuat masyarakat sekaligus pegiat media sosial (warganet) menolak keras aksi gerakan radikalisme dan gerakan gerakan kelompok lainnya yang ingin menggagalkan pelantikan nanti.

Masyarakat beserta warganet pun siap mengawal konstitusi dan pelantikan presiden terpilih dengan melakukan deklarasi menolak keras aksi gerakan radikalisme dan aksi sebar konten positip sukseskan pelantikan dan program pemerintah 5 tahun mendatang Bahkan secara offline masyarakat secara bersamaan di beberapa daerah akan melaksanakan aksi lanjutan mengawal konstitusi dengan menggelar long march melewati Istana Kepresidenan sebagai wujud dukungan terhadap kepemimpinan nasional yang terpilih secara demokrasi dan konstitusional.

Hal ini semua dilakukan bahwasanya ingin membuktikan jika masyarakat tidak takut untuk melawan tindakan radikalisme dan siap melawan hoax serta propaganda negatif yang dilakukan oleh pihak baik dalam maupun luar. Terlebih momentum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih ini adalah sebuah pesta demokrasi yang wajib untuk seluruh masyarakat rasakan dengan damai tanpa ada pergolakan sebagai sebuah kemenangan demokrasi, kemenangsn konstitusionsl serta kemenanganbseluruh rakyat Indonesia.

 

 

Media Harus Berkarakter Nilai-nilai Pancasila Dalam Menangkal Hoax Demi Sukseskan Agenda Nasional.

Oleh : Akbar Rasyid

Opini, suaradewata.com- Jika penyebaran berita bohong (hoax) tidak segera dicegah dan dihentikan, dampak buruk informasi sesat yang tersebar di media sosial itu dapat memunculkan konflik horizontal di masyarakat yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Selain itu, hoax yang ditujukan kepada pejabat negara bisa mendelegitimasi sekaligus mengikis kepercayaan rakyat kepada pemerintah. 

Kegelapan tidak dapat dihapuskan dengan kegelapan. Kegelapan hanya dapat digantikan oleh cahaya. Untuk itu, untuk menghapuskan hoax tidak dapat dilawan dengan hoax baru ataupun memutuskan hubungan pertemanan di media sosial (memblok). Hoax hanya dapat dihapuskan dengan membanjiri jagad media dengan konten-konten positif sebanyak mungkin.

Konten konten positip yang bisa menumbuhkan optimisme bangsa yaitu konten yang mengangkat keunggulan keunggulan bangsa kita, mulai keunggulan kearifan lokal kita, keunggulan budaya aduluhung kita, keunggulan SDM dan SDA kita serta keunggulan lain yang mencerminkan karakter masyarakat kita yang damai dan bergotong royong, yang semua inintercermin dalam falsafah hidup bangsa kita Pancasila, bukan budaya budaya asing atau aliran aliran yang tidak cocok dengan tradisi masyarakat.kita yang justru menumbuhkan perpecahan seperti faham-faham radikalisme.

Kalangan pengguna Internet selain selektof memilih berita yang akan dikonsumsi juga harus mampu membanjiri media dengan konten-konten positif dengan cara rajin membuat konten inspiratif, edukatif, informatif dan menghibur.

Kita patut bersyukur karena memiliki Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara yang mampu mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pula Rote. Pancasila adalah rumah kita, rumah untuk kita semua selamanya dan nilai dasar Indonesia.

Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari sehingga saat mendapat kepercayaan sebagai seorang abdi negara dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan sepenuh hati serta berpihak kepada kepentingan bangsa dan negara serta masyarakat. Saat ini kita semua seharusnya dapat berkontribusi terhadap berbagai program dan agrnda nasional dengan cara-caranta masing masung secara positip. Seperti nanti pada saat pelantikan Presiden terpilih secara demokrtais dan konstitusional kita dapat ikut andil dengan memjaga kondusivitas di jagad media dengan tidak menyebarkan hoax atau propganda sesat yang dapat membuat kegaduhan. Kita harus sukseskan agenda nasional demi suksesnya pembangunan 5 tahun kedepan yang gencar akan dilakukan dalam rangka menuju Indonesia yang maju , adil.dan.makmur.


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER