Pasemetonan Sangging Prabangkara Melasti ke Pantai Batu Klotok

  • 21 Oktober 2018
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 2073 Pengunjung
suaradewata.com

Karangasem, suaradewata.com - Ribuan orang pasemetonan  Mahasubaya Sangging Prabangkara se-Bali, melaksanakan upacara Pemelastian di pantai Batu Kolotok Klungkung. Ritual masucianke pantai ini dimulai sejak pagi hari dengan mengusung pratima serta aneka perlengkapan upacara dari Pura Ratu Sangging yanga ada di kawasan Pura Besakih, Karangasem, Minggu (21/10).

Prosesi pemelastian ini serangkaian karya mamungkah, ngenteg linggih, mapedudusan agung menawa ratna mapedagingan, tawur balik sumpah agung lan rsigana yang puncaknya akan dilaksanakan  Rabu 24 Oktober 2018.

Upacara agung yang baru pertama kalinya dilaksanakan oleh pasemetonan Sangging Prasangka ini, sejatinya akan dilaksanakan setahun silam. Namun karena kondisi Gunung Agung saat itu sedang erupsi dan ada larangan  melakukan aktifitas di sekitar gunung dan wilayah terdampak lainnya, maka ritual keagamaan ini ditunda, sampai disepakati pelaksanaannya saat ini dan puncaknya akan dilangsungkan saat Purnamning Sasih kelima bertepatan dengan Buda Paing wuku landep 24 Oktober 2018.

Ketua panitia karya, Ketut Wijana Sangging, SH., disela sela pelaksanaan pemelastian mengakui karya itu baru pertama kali dilaksanakan setelah pembangunan semua palinggih dapat diselesaikan. Karena Pura Ratu Sangging  sebagai pura pedharman pasemetonan Sangging Prabangkara yang berlokasi di sisi barat Pura Batu Madeg, di kawasan suci Pura Kahyangan Jagat Besakih itu, baru dibangun setelah dilakukan pembebasan tanahnya.

"Pura Ratu Sangging ini merupakan Pura Pedharman Mahasubhaya Sangging Prabangkara disungsung seluruh pasemetonan warih Sangging. Demikian juga pelaksanaan karya mamungkah lan ngenteg linggih ini, dilaksanakan secara gotong royong oleh seluruh krama sangging ditambah para dermawan yang ikut serta mendukung pelaksanaan karya ini," jelas Ketut Wijana Sangging asal Sukawati, Gianyar ini.

Karya yang persiapannya telah dilakukan setahun silam, namun ditunda karena erupsi Gunung Agung ini, dijelaskan Ketut Sangging telah diawali dengan upacara Mapiuning atau mamiut yang dilaksanakan 16 September 2018. Selanjutnya dilakukan upacara Mecaru Manca Sata dan nanceb taring pada tanggal 30 September 2018.

Selanjutnya disusul dengan upacara Mecaru Panca Mustika, Matur Piuning Karya. Nuasen Karya, guru piduka, ngadegang pangrajeg karya dan upcara mapiuning di pura kahyangan tiga di sawewengkon desa Besakih yang dilaksanakan tanggal 9 Oktober 2018.

Sedangkan Caru Panca Sanak, Negtegan, Ngadegang Betari Tapini dan Rare Angon, serta ngunggahin sunari telah dilakukan tanggal 16 Oktober 2018. Dilanjutkan melaspas lan mendak bagia pulekerti keesokan harinya, serta mapepada dilaksanaka tanggal 18 Oktober 2018.

Sedangkan  Caru Rsigana, Caru Panca Mustika dan caru Panca Sata dilaksanakan 19 Oktober yang dirangkai dengan penyepian pura tanggal 20 Oktober 2018. "Rangkaian upacara yang sudah dilaksanakan itulah, saat ini dilaksanakan upacara pemelastian di segara Batu Klotok," urai Ketut Wijana Sangging yang mengikuti prosesi ke pantai hingga sore hari itu.

Selanjutnya upacara ini akan dilanjutkan dengan ritual mapekelem dan nunas tirta ke Puncak Gunung Agung serta mecaru Panca Mustika, sehari sebelum puncak karya yang akan dilangsungkan pada Rabu Paing wuku landep, bertepatan dengan Purnama Sasih Kelima, 24 Oktober 2018. "Selanjutnya dilaksanakan upacara nganyarin setiap hari yang dilakukan secara bergiliran dari masing masing pura dadia Sangging Prabangkara yang ada di seluruh Bali," jelas Wijana Sangging, seraya menambahkan rangkaian karya ini akan diwarnai ritual nyegara gunung 3 November dan diakhiri dengan Ida Batara masineb 4 November 2018. rls/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER