Ketua DPRD Bali : Tidak Realistis, Hanya Untuk Mencari Popularitas

  • 15 Mei 2018
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2814 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com– Setelah Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyebut janji memberikan bantuan Rp 500 juta kepada Desa Pekraman yang dilontarkan salah paslon Mantra-Kerta sangat tidak realistis, kini giliran Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama menuding janji tersebut hanya untuk mencari popularitas. Pemegang ‘palu’ di Dewan Bali ini meminta sebelum menjanjikan sesuatu kepada rakyat harus melihat fakta, khususnya struktur dan kemampuan APBD Bali.

“Jangan hanya untuk mendongkrak popularitas, mengesampingkan fakta-fakta. Saya bahkan Pak Gubernur pasti setuju memberikan anggaran yang besar untuk Desa Pekraman, tapi harus realistis. Jangan membabi buta,”tegasnya. Angka Rp 500 juta per Desa Pekraman dari angka Rp 225 juta, dianggapnya melompat terlalu tinggi. “Kalau seperti ini (naik hingga Rp 500 juta) bisa patah kaki kita. Pos-pos anggaran lainnya bisa terganggu,”ujarnya. Menaikan dana bantuan untuk Desa Pekraman, lanjut politisi asal Tabanan ini harus bertahap besarannya. Karena dana bantuan ini sangat penting untuk menjaga keberadaan Desa Pekraman, sebagai ujung tombak pelestarian adat, agama, tradisi, seni dan budaya Bali.

Sebelumnya Gubernur Mangku Pastika mengatakan APBD Bali 2018 Rp 6,5 Triliun baru mampu menyalurkan Rp 225 juta per desa pakraman per tahun.  Gubernur memaparkan postur APBD sesuai UU, harus mengalokasikan besaran anggaran untuk sektor tertentu, misalnya pendidikan mengamanatkan minimal 20 persen dari ABPD untuk dana pendidikan, kemudian ketika SMA/SMK menjadi tanggungjawab Provinsi, malah di Bali mencapai 30 persen dari ABPD untuk pendidikan. Kemudian ada UU mengamanatkan transfer ke kabupaten/kota minimal 30 persen dari APBD. “Itu sudah 60 persen ya, 30 persen pendidikan dan 30 persen transfer,” jelasnya.

Masih lagi 40 persen, ada lagi amanat 10 persen minimal untuk program kesehatan dan 10 persen minimal untuk infrastruktur. “Masih sisa 20 persen, itu untuk belanja pegawai. Memang boleh tidak digaji pegawai. Sudah habis 100 persen,” jelasnya. Komitmen pemerintah, untuk desa pakraman tetap utama. Mangku Pastika mengatakan desa pakraman yang membuat Bali hebat. Desa pakraman pula yang membuat Bali masih bisa kuat dari segi adat, budaya dan agama dan menjadi menarik dari segi pariwisata. 

“Sehingga kami berkomitmen, tetap dianggarkan, tapi tidak menganggu yang sudah diamanatkan UU. Untuk terus menaikan. Namun baru bisa maksimal Rp 225 Juta. Kalau Rp 500 Juta per tahun per desa pakraman, dari mana uangnya. Ini tidak realistis,” cetusnya. Tim/gin/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER