Sekaa Gong Anak Werdhi Yowana Tampil Memukau di UBS

  • 08 Oktober 2017
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3346 Pengunjung
istimewa

Gianyar, suaradewata.com - Sekaa gong anak anak Werdhi Yowana dari desa Pakraman Bedulu, didaulat untuk tampil dalam ajang bergengsi, Utsawa Bali Sani ke-8, di kampus Universitas Hindu Indonesia  (UNHI), Jumat malam (5/5 2017). Pementasan yang berlangsung dengan cara mabarung ini, sekaa gong anak anak Werdhi Yowana asal desa pakraman Bedulu ini merupakan duta satu satuny asal Kabupaten Gianyar.

Menurut pembina sekaa gong anak anak Werdhi Yowana desa pakraman Bedulu,  I Ketut Yudha Negara, penampilan anak asuhnya di ajang tahunan yang telah dikenal luas masayarakat Bali itu, atas undangan dari pihak panitai Utsaha Bali Sani, yang kini sudah memasuki tahun ke delapan.

Ketut Yudha Negara juga menyebutkan kesempatan untuk tampil di panggung Utsawa Bali Sani sebagai sebuah kehormatan, sekaligus kesempatan untuk mengasah kemampuan anak anak anggota seka gong yang dibinanya sejak dua tahun silam. “Undangan pentas di ajang Utsawa Bali Sani di kampus UNHI Denpasar, merupakan kehormatan bagi kami (sekaa gong Werdhi Yowana-red) karena UBS atau Utsawa Bali Sani itu salah satu ajang bergengsi untuk dapat pentas bagi pelaku seni budaya Bali,” kata Yudha Negara bersemangat.

Penampilan dalam ajang Utsawa Bali Sani di kampus UNHI Denpasar yang berlangsung sampai selama empat hari tersebut, dinilai sebagai ajang untuk mengasah ketrampilan anak asuhnya. Baik dalam kemampuan berolah seni budaya Bali, maupun dalam asah mental petarung. Karena dalam UtsawaBali Sani itu tidak hanya dipadati kalangan masyarakat kampus UNHI, namun selalu dibanjiri masyarakat pecinta seni di Bali. Karena lomba gong mabarung ini merupakan salah satu jenis lomba paling bergengsi sehingga banyak diminati penonton yang hadir.

Dalam ajang Utsawa Bali Sani ini, sekaa gong anak anak Werdhi Yowana mengawali dengan tabuh lelambatan berjudul Jagaraga. Tabuh ini hasil merupakan binaan dari seniman I Wayan Darya, S.Sn. Sementara dalam pementasan selanjutnya disuguhkan kepiawaian anak anak memainkan bilah gambelan untuk mengiringi tari Witning Semara.

Tari Witning Semara yang mengisahkan kisah cinta sepasang kekasih ini, dibawakan dengan apik pasangan penari Ni Nyoman Sri Wiriyanti dengan I Putu Aditya Guna Eka Putra. Tari kreasi duet Witning Semara ini menampilkan penata tari Tjokorda Istri Putra Padmini. S.St, dengan penata tabuhnya I Wayan Darya S.Sn.

Sedang di akhir penpenampilannya, anak anak Sanggar Werdhi Yowana ini menunjukkan keharmonisan bunyi seluruh alat tubuhnya, dalam tabuh kreasi yang berjudul Loloan. Loloan yang merupakan wilayah antara di pesisir pantai dengan samudra luas itu, mampu dituangkan dalam kesejukan desiran angin pantai yang ditingkahi kerasnya deburan ombak lautan. Suasana alam yabg atraktif disusul kehalusan suasana mampu diekplosai dan dituanglan dalam tabuh yang ditata oleh  penata tabuhnya I Nyoman Windha S.Skar.MA

Diungkapkan pula, sekaa gong anak anak yang awalnya digagas Anak Agung Putra Adi Parwatha, S.E, yang sekaligus berperan sebagai pelindungnya, upaya mengasah kemampuan anak anak (angota sekaa gong Werdhi Yowana) memang menjadi usaha prioritas di awal pembentukannya yang dilakukan sekitar dua tahun silam, dipadati berbagai aktifitas pementasan.

Agung Parwatha asal Puri Bedulu ini juga mengungkapkan serangkaian aktifitas sekaa gong Werdhi Yowana asal desa pakraman Bedulu. Selain rutin pentas ngayah di Pura yang ada di desa pakraman Bedulu dan sekitarnya, anak anak yang berasal dari lima banjar adat di Bedulu ini juga memiliki catatan panjang pentas ngayah di luar daerahnya. Termasuk ngayah di Pura Semeru Agung di Lumajang, Jawa Timur. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER