Warga Antiga Tolak Rencana Menambahan Tangki Elpiji Depo Pertamina

  • 18 November 2016
  • 00:00 WITA
  • Karangasem
  • Dibaca: 3993 Pengunjung
istimewa
Karangasem, suaradewata.com - Rencana penambahan dua tangki LPG oleh Depo Pertamina Manggis mendapat penolakan keras dari warga Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem. Warga Antiga beralasan masih trauma dengan kejadian ledakan dan kebakaran yang terjadi di Depo Pemasok BBM dan BBG utama di Bali itu pada 2007 silam, selain itu pencemaran limbah minyak sudah sangat parah hingga mengakibatkan ekosistem di sungai dan laut punah. 
 
Penolakan ini disampaikan oleh tokoh dan perwakilan warga masyarakat Antiga dalam sosialisasi yang digelar Pertamina di Wantilan Kantor Bupati Karangasem, Jumat (18/11/2016). Nengah Parsa, Klian Subak Abian Gerobog, Desa Antiga, mengingatkan pengalaman buruk saat kebakaran Depo Pertamina Manggis tahun 2007 lalu, dimana saat kebakaran terjadi seluruh warga Antiga dicekam rasaketakutan, namun saat itu sama sekali tidak ada pemberitahuan atau informasi apapun dari Depo Pertamina. 
 
“Bahkan masyarakat kami yang ketakutan mengungsi ke atas bukit, ada yang sampai membawa karung berisi pakaian,” ungkapnya. Menurutnya LPG merupakan bahan berbahaya beracun, lantas apa tindakan terhadap dampak buruknya nanti? Semestinya pihak Depo Pertamina turun kemasyarakat untuk melihat betapa parahnya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pencemaran dan polusi. 
 
“Limbah minyak yang dibuang ke laut dan sungai mengakibatkan pencemaran yang cukup parah, bahkan sekarang ini sumur air masyarakat sekitar juga tercemar limbah minyak,” sebutnya. 
 
Soal Elpiji mestinya Pertamina menjelaskan bagaimana penanganan bahaya dari gas itu sendiri, “Disini kan akan ada penambahan menjadi 3 matrik ton, lantas dampaknya bagaimana? Saat ini saja polusi dan bau menyengat BBM dan Gas itu sudah mengganggu kesehatan, polusi juga mengakibatkan produktifitas dan kesuburan lahan perkebunan menurun,” kata Gede Dastra, Bendesa Adat Antiga. 
 
Warga Antiga lainnya yakni, I Made Simpen, menyebutkan jika sebelumnya Tokoh Masyarakat Labuan, sudah mengadakan pertemuan terkait masalah ini dan warga sepakat menolak rencana penambahan dua tangki gas LPG itu, dengan alasan masyarakat trauma dan resah, disamping baunya sangat mengganggu masyarakat sampai radius 2 KM
 
“Kami warga Antiga menolak, dan kami meminta tangki yang sudah ada untuk di non-aktifkan dan dijauhkan dari pemukiman,” usulnya sembari menyebut bau menyengat yang terjadi sangat mengganggu kenyamanan pariwisata di Labuan apalagi Antiga sudah menjadi desa wisata.
 
Menanggapi pernyataan tersebut, dari pihak Pertamina dalam hal ini I Nyoman Sumarjaya, selaku Manajer Operasional Pertamina Surabaya, menyebutkan jika rencana penambahan dua tangki LPG itu sudah melalui kajian, dan terkait keamanan saat ini di Depo sudah dipasangi alat Early Warning System (EWS). Dalam sosialisasi kemarin juga menghadirkan tokoh dan perwakilan warga Desa Adat Ulakan, hanya saja dalam sosialisasi itu warga Ulakan secara bulat menyatakan tidak keberatan dengan tambahan dua tangki LPG itu. nov/ari

TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER