Travel Warning!!!

  • 21 Januari 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 3986 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Pasca kecelakaan yang di alami oleh Air Asia, pemerintah Federal Australia mengeluarkan travel advice untuk mengingatkan warganya agar meningkatkan kewaspadaan hingga tingkat paling tinggi jika bepergian ke Indonesia, termasuk Bali. Sebab, warga Australia kerap menjadi korban serangan terorisme di Indonesia. (Baca: AS dan Australia Buat Travel Warning, Jokowi Harus Apa?)

Sebelum Australia, Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia mengeluarkan peringatan keamanan bagi warga Amerika yang ada di Surabaya. Pernyataan itu termuat dalam laman situs resminya pada Sabtu, 3 Januari 2015. Menurut mereka bahwa peringatan tersebut bukan hanya soal insiden kecelakaan semata. Akan tetapi juga berkaitan dengan keamanan global.

Kedutaan besar AS pun mengeluarkan peringatan travel warning terkait adanya potensi ancaman keamanan hotel, bank dan aset yang berhubungan dengan negara Paman Sam tersebut. Akibatnya, kantor yang berkaitan dengan AS di Surabaya dijaga ketat anggota Brimob, Polda Jawa Timur dan Polrestabes Surabaya untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas pascaimbauan travel warning tersebut.

Terkait itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon menilai peringatan itu terlalu berlebihan. Hal ini disebabkan karena tidak ada gejolak atau tanda-tanda yang membahayakan keamanan warga AS di Surabaya. Untuk itu, Fadli meminta pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri menanggapi dengan serius hal ini. Dengan cara melayangkan nota protes kepada pemerintah Amerika Serikat bahwa tidak ada masalah dengan kondisi keamanan di Tanah Air.

Sedangkan menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan peringatan dini yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat dan Australia tidak akan berpengaruh pada pariwisata di Banyuwangi. Sebab wisatawan asing yang ke Banyuwangi didominasi oleh wisatawan asal Prancis. Dalam situs Banyuwangi aman, tidak akan terpengaruh dengan travel warning,” kata Azwar kepada Tempo, Kamis, 8 Januari 2015.

Namun, hal ini berbeda dengan sikap Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) yang justru mengatakan Indonesia tidak akan mengeluarkan travel warning ke Prancis pasca penyerangkan kantor media Charlie Hebdo, di Paris, Prancis. Menurut JK, teror bisa terjadi di negara mana saja. Sehingga, tidak bisa sembarangan mengeluarkan travel warning. Nanti kalau kita begitu (keluarkan travel warning), seluruh dunia travel warning lagi, Inggris, Italia, Prancis, Rusia, seluruh dunia. JK hanya mengucapkan keperihatinannya atas penyerangan di Paris tersebut. Menurutnya teror ataupun penyerangan seperti itu tidak bisa dibenarkan, sehingga harus dilawan.

Sebagai negara adidaya, sikap seperti ini lah yang seharusnya dicontohkan oleh Pemerintah AS terhadap permasalahan yang terjadi. Tidak serta merta mengeluarkan pernyataan sikap yang kontraproduktif. Setiap masalah memang tentu harus disikapi dengan kepala dingin dan rasional. Dengan demikian, ketentraman dalam hubungan internasional dapat terjaga dengan baik.

Menyikapi travel warning tersebut Bangsa Indonesia tentu harus dapat menghadapinya dengan kepala dingin. Tidak perlu menggubris sikap pemerintahan AS dan Australia dengan begitu serius. Kita harus menunjukan diri sebagai Bangsa yang besar dan berdaulat. Bangsa yang mampu menyelesaikan setiap masalah dengan santun dan profesional, tidak menyikapi masalah inti dengan hal-hal yang tidak relevan dengan masalah utama.

Sasha Ayumerta : Penulis adalah aktifis dan Relawan Sabda Nusantara Mandiri.


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER