Warga Cemas, Polisi Pembunuh Ipar dan Keponakan Kabur dari RSJ

  • 05 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3337 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com -  Warga dusun Apuan Kaja, Desa Apuan, Susut, Bangli kembali dihantui rasa trauma dan cemas. Pasalnya, oknum polisi pembunuh ipar dan keponakan, Brigadir Nyoman Suarsa asal dusun setempat dinyatakan kabur dari Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) Bali. Bahkan, hingga sekarang oknum polisi ini belum ditemukan. Sementara pihak RSJP Bali  telah melaporkan kasus ini ke Polres Bangli.

Kabid Pelayanan Medik RSJP Bali dr. Dewa Gede Basudewa, didampingi Kabid Pelayanan Nyoman Artha, dikonfirmasi  Selasa (5/1/2015), membenarkan salah seorang pasiennya melarikan diri dari RSJP Bali. Dijelaskan, yang bersangkutan diketahui kabur sekitar pukul 11.00 wita usai rehabilitas berupa kegiatan bersih-bersih menghilang dihalaman RSJP, Senin (04/01/2015). “Saat kegiatan rehabilitasi, diikuti sekitar 100 pasien dengan melibatkan 4 orang pengawas. Karena lepas pengawasan, kita baru tahu yang bersangkutan telah kabur saat pasien diajak kembali ke ruang terpadu,” ungkapnya.

Lanjutnya, pihaknya tidak tahu persis lewat mana pasien itu lari. Namun yang jelas, saat akan dikembalikan ke ruangan perawatan, setelah dihitung jumlah pasien kurang satu. “Kami telah berupaya mencari di sekitar RSJ dan bilangan Kota Bangli, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya, kami memutuskan untuk melapor ke polisi,”kata Basudewa, sembari mengakui hingga kini yang bersangkutan belum diketemukan.

Sementara Dr. Ida Bagus Surya Kusumadewa, Sp.KJ menambahkan sejatinya pasien I Nyoman Suarsa telah bisa pulang ke rumah. Pasalnya, sesuai diagnosis yang bersangkutan telah sembuh, namun demikian yang bersangkutan harus tetap menjalani perawatan ( rawat jalan). “Yang bersangkutan sejatinya telah bisa pulang sebulan lalu,”kata Bagus Surya. Berkaiatan dengan itu, kata dia, pihak RSJP telah bersurat ke pihak keluarga terkait dengan bakal dipulangkannya yang bersangkutan.  Selain itu, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian, karena selain masih sebagai anggota polisi, pasien ini sebelumnya dibawa ke RSJP oleh poliisi, pasca membunuh keponakan dan iparnya.

Hanya saja, sesuai surat balasan dari pihak keluarga tertanggal 18 Desember 2015 belum siap menerima kepulangan pasien. Dalam surat yang ditandatangai pihak keluarga diwakili Made Tebeg, Kelian Dinas Wayan Sutresna, Bendesa Adat Apuan Wayan Jirna,   serta perbekel Desa Apuan Made Cerita, menyatakan belum siap menerima kepulangan yang bersangkutan. Alasannya, karena di rumah bakal dilakukan upacara pengabenan korban pembunuhan, selain itu pasien merupakan anak yatim piatu, jadi tidak ada yang merawat di rumah. Alas an lainnya, keluarga  dan  warga Apuan masih trauma dengan kasus pembunuhan yang dilakukan yang bersangkutan 12 Juni 2015 lalu. “Atas dasar itu kami belum bisa memulangkan yang bersangkutan,”katanya.

Wayan Tarma  paman Nyoman Suarsa ditemui di rumahnya mengatakan  sejatinya tidak ada niatan keluarga untuk membuang keponakannya itu. Namun karena kondisi keluarga dan masyarakat Apuan, yang masih trauma dengan kejadian sebelumnya. Maka sesuai dengan rembug keluarga, untuk sementara yang bersangkutan dititipkan dulu di RSJ Bali. “Kita sekeluarga dan masyarakat Apuan belum bisa lepas dari rasa trauma terkait kasus pembunuhan yang dilakukan bersangkutan,”akunya.

Dijelaskan, terkait dengan larinya yang bersangkutan dari RSJ Bangli, membuat pihak keluarga resah. Bahkan, sekitar 15 orang warga setempat Senin malam berjaga-jaga untuk mengantisipasi kalau yang bersangkutan pulang dan kumat. “Kami melakukan penjagaan bukan untuk menghakimi dia, melainkan melakukan antisipasi kalau  dia pulang ke rumah dalam kondisi kumat,”akunya. Hanya saja, pihaknya juga mengakui hingga kini yang bersangkutan belum pulang ke rumahnya.

Hal senada juga diungkapkan Perbekel Desa Apuan I Made Cerita. Dia membenarkan pihak keluarga dan masyarakat masih trauma. Karenanya, pihak keluarga bermaksud menitipkan yang bersangkutan di RSJ Bangli.  Sekedar mengingatkan, pasien Brigadir  I Nyoman Suarsa sekitar 12 Juni 2015 lalu, membantai iparnya  Ni Komang Sudiani (35) beserta anaknya Luh Putu Sri Aristya Dewi (7).  Kedua korban dibunuh dengan sadis di kamarnya dengan leher tergorok. Saat itu, diduga kejiwaan pelaku sedang kumat karena terlambat mengkonsumsi obat. Selanjutnya, karena kondisi kejiwaannya itu yang bersangkutan langsung dirujuk ke RSJP Bali.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER