Genjot Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal

  • 05 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2340 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Forum Peduli Ekonomi Adat Bali (FPEAB) menggelar diskusi terbatas di Denpasar, Minggu (3/1) malam. Diskusi ini digelar dalam rangka menyambut Tahun Baru 2016 sekaligus menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dalam diskusi yang melibatkan akademisi, tokoh-tokoh peduli adat, mantan pejabat serta para praktisi hukum, ekonomi dan keuangan di Bali ini, ada cukup banyak pandangan yang terungkap. Salah satunya terkait ekonomi berbasis kearifan lokal, yang sejauh ini masih terpinggirkan.

Bahkan di era MEA ke depan, ekonomi berbasis kearifan lokal ini terancam keberadaannya apabila tidak mendapatkan perhatian pemerintah. Karena itu, ekonomi berbasis kearifan lokal perlu digenjot serta didukung oleh para pemangku kepentingan.

"Diskusi terbatas kali ini menyimpulkan lima (5) poin, yang pada intinya dibutuhkan peran aktif pihak-pihak terkait dalam rangka menguatkan eksistensi ekonomi berbasis kearifan lokal ini," papar Pembina Forum Peduli Ekonomi Adat Bali (FPEAB) Njoman Gede Suweta, usai diskusi terbatas ini.

Pertama, mendorong pemerintah daerah untuk menerbitkan regulasi yang memberikan ruang bagi berkembangnya ekonomi berbasis kearifan lokal. "Tanpa itu, maka akan sangat sulit bagi ekonomi lokal untuk berkembang, apalagi di era MEA seperti saat ini," ujar Suweta, yang juga Ketua Gerakan Pemantapan Pancasila Bali.

Kedua, mengajak dan mengimbau masyarakat untuk semaksimal mungkin memanfaatkan produk lokal. "Dengan memanfaatkan produk lokal, masyarakat sudah memberikan kontribusi besar bagi tumbuh kembang ekonomi berbasis kearifan lokal," tandas Suweta.

Ketiga, mendorong komunitas adat di Bali untuk bangkit dan memberdayakan kearifan lokal menuju otonomi yang nyata. "Sepanjang komunitas adat tak memberikan respon, maka upaya ini juga kurang optimal. Itu sebabnya, kita mendorong agar komunitas adat juga berperan aktif dalam mewujudkan otonomi yang nyata," tegas mantan Wakapolda Bali itu.

Keempat, Forum Peduli Ekonomi Adat Bali mengajak tokoh-tokoh adat dan para pakar ekonomi untuk bersama-sama menyusun konsep sistem ekonomi berbasis kearifan lokal. "Ini harus dilakukan, apalagi UU Nomor 1 Tahun 2013 memberikan peluang untuk hal tersebut," paparnya.

Kelima, Forum Peduli Ekonomi Adat Bali mendorong pemangku kepentingan yang terkait dengan adat untuk membuka ruang agar tercipta kondisi yang kondusif bagi berkembangnya perekonomian berbasis hukum adat. "Jika ruang itu dibuka, maka ekonomi berbasis hukum adat akan berkembang pesat ke depan," pungkas Suweta.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER