Beruntun, Pedagang Dan Petani Tewas Gantung Diri

  • 22 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3523 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com – Dalam hitungan hari, secara beruntun kasus ulah pati dengan cara gantung diri terjadi di dua lokasi berbeda di wilayah hukum Polres Bangli. Awalnya, Ni Wayan Sari (54) seorang pedagang asal Banjar Kuta Dalem, Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Bangli nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumahnya, Senin (21/12/2015) sore. Diduga motif korban bunuh diri, karena mengalami ganguan kejiwaan.

Kapolsek Kintamani, Kompol Dewa Gede Mahaputra, saat dikonfirmasi, menjelaskan kronologis kejadian, bermula pada hari Senin, sekitar pukul 17.00 Wita. Saat itu suami korban, I Gede Paing, 55, pulang dari membeli ayam untuk keperluan upakara. Tiba-tiba saksi Gede Paing dikejutkankan melihat korban sudah dalam keadaan tergantung di belakang bangunan dapur. “Korban gantung diri dengan menggunakan selendang batik warna abu-abu kombinasi coklat,” ungkap Kapolsek Dewa Mahaputra didampingi Kanit Reskrim AKP. Dewa Gede Oka.  

Setelah dilakukan olah TKP dan dari hasil medis, korban dipastikan murni meninggal akibat bunuh diri dengan cara gantung diri. Tidak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh korban. “Motifnya, korban korban selama ini mengalami gangguan jiwa,” tegasnya. Selanjutnya secara terpisah, kasus bunuh diri dengan cara yang sama juga dilakukan I Nyoman Sumadi alias Leci ( 45), petani asal Banjar Serokadan, Desa Apuan, Susut, Bangli, Selasa (22/12/2015) sekitar pukul 13.00 Wita. Korban ditemukan tewas gantung diri di pohon kayu Gintungan dengan tali plastik warna biru panjang sekitar 1,5 meter, tepatnya di pinggir jurang Kembungan Banjar Serokadan.

Korban pertama kali ditemukan kakaknya Jro Mangku Puseh, setelah sehari sebelumnya sempat menghilang. Saat ditemukan, kondisi sudah tidak bernyawa, dengan leher terjerat tali plastik. Diduga korban nekat mengakhiri hidupnya, karena depresi lama menjomblo. Kapolsek Susut, IGN Yudistira saat dikonfirmasi membenarkan kasus tersebut. Dijelaskan, sesuai hasil pemeriksaan dan keterangan saksi-saksi, selama masa hidupnya korban bersifat tertutup. “Kuat dugaan korban mengakhiri hidupnya karena depresi tidak mempunyai istri,” jelasnya. Sementara dari pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda  kekerasan pada tubuh korban. “Atas kejadian ini, pihak keluarga sudah menerima sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi,” pungkasnya.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER