Kariani Berharap Bedah Rumah

  • 25 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 5037 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Pasutri Nengah Simpen,40 dan Nyoman Kariani,45 warga Banjar Margasari, Desa Pujungan Kecamatan Pupuan yang hidup dibawah garis kemiskinan sangat berharap mendapat bantuan bedah rumah. Pasalnya penghasilannya yang pas-pasan jualan canang hanya cukup untuk makan. Untuk itu dia berharap Pemkab Tabanan dapat memberikan bantuan bedah rumah sehingga bisa tinggal di tempat yang layak. "Kami sangat berharap Pemkab Tabanan akan memberikan bantuan bedah rumah," ucap Kariani saat Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tabanan Putu Dian Setiawan serta satf Dinas Sosial Tabanan mendatangi kediamannya mewakili Pemkab Tabanan, Rabu, (25/11).

Kepada pejabat Pemkab itu Kariani menuturkan penghasilan dirinya tidaklah seberapa dari menjual canng, begitu juga dengan suaminya Nengah Simpen yang bekerja sebagai buruh. "Kalau hanya mengandalkan dari penghasilan kami yang tidak seberapa ini, rasanya tidak mungkin kami bisa membangun rumah yang layak," ungkapnya. Pasalnya penghasilannya kini dengan beban hidup menanggung anak, keponakan dan orang tuanya tidaklah cukup. “Untuk makan saja kami sering kekurangan, apalagi untuk mebangun rumah,” ucapnya lirih.

Atas hal itu Kepala Dinas Sosial Nyoman Gede Gunawan menyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah ikut peduli dengan keadaan yang menimpa keluarga Kariani, terutama dari kalangan pers sehingga kondisi keluarga ini akhirnya bisa tereskpose. "Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terutama rekan dari media karena mengekspose keberadaan keluarga ini," ujarnya.

Menurut Gunawan, selain bantuan berupa sembako dan dana operasional dari Pj. Bupati Tabanan, Keluarga Kariani juga akan diperjuangkan untuk mendapat bantuan bedah rumah di tahun 2016 mendatang. "Kita punya program bedah rumah Provinsi dan Kabupaten. Kami akan perjuangan salah satu dari program ini untuk keluarga Kariani agar mereka juga bisa hidup di rumah yang layak," tandasnya.

Seperti diberitakan seblumnya hidup pasutri ini sangat memprihatinkan. Dia hidup dirumah reot mirip kandang dan sangat tidak layak huni karena beratapkan seng, berdinding papan, dan bilahan bambu di Banjar Margasar, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Ditengah desakan ekonomi, pasutri itu juga harus menghidupi tiga anaknya, dua keponakan dan satu ibu kandung dengan menjual canang dan buruh serabutan. Itu berjalan sudah sebelas tahun lebih. Dalam kamar berukuran 3 meter kali 4 meter, pasutri itu harus tidur dengan tiga anaknya yakni Putu Legawa,11,  Made Juliarta,5 dan Kadek Jeli Artini,16. Kadek Jeli Artini merupakan  anak Kariani dari perkawiananya yang pertama.  Sementar ibu kandung Kariani yakni Ni Ketut Dorni,59 ibu kandung Kariani beserta dua keponakanya Putu Suastika,13 dan Komang Ayu Sepitri,11 tinggal satu halaman dengan bangunan yang berbeda namun tidak kalah reootnya. Pasalnya atapnya banyak yang bocor dan tidak layak huni. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER