Bali Hanya Bisa Penuhi 25 Persen Target "Gertak Birahi"

  • 19 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2938 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Bali diprediksi akan kesulitan untuk mencapai target melaksanakan program "Gertak Birahi" atau penyerantakan birahi bagi 50 ribu sapi sepanjang 2015. Dari alokasi 50 ribu sapi yang diberikan target oleh Kementerian Pertanian, kemungkinan Bali hanya bisa memenuhi sekitar 25 persen atau 12.500 sapi dari total target program Gertak Birahi.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Rabu (18/11). Menurut dia, Bali kesulitan memenuhi target karena sapi-sapi di Bali birahinya sudah bagus sehingga sebelumnya sudah banyak yang dikawinkan.

"Kalau dipaksakan dengan program Gertak Birahi, justru dapat menyebabkan anak sapi yang sudah dikandung menjadi gugur," ujar Sumantra.

Sapi Bali, menurut dia, sesungguhnya kesuburannya tergolong tinggi, bahkan bisa sampai 90 persen. Namun terkadang karena kelalaian dari peternak untuk mengawinkan, kesuburannya turun menjadi 70 persen.

"Selama ini, tidak jarang peternak itu kurang memperhatikan masa birahi sapi yang dipelihara, sehingga kalau sudah lewat masanya akan sulit bagi sapi betina untuk bunting. Ternak itu bisa bunting kalau dikawinkan pas saat masa birahi," jelasnya.

Melalui program Gertak Birahi, sapi-sapi betina milik masyarakat akan dicek keadaannya. "Yang belum bunting akan dilakukan Gertak Birahi dengan penyuntikan hormon. Sapi yang sudah disuntik hormon itu bisa dikawinkan dengan mekanisme kawin suntik (inseminasi buatan)," tandas Sumantra.

"Setelah dua bulan, petugas akan mengecek kembali keadaan sapi-sapi tersebut, mau bunting atau tidak. Jika ternyata ada sapi yang terkena penyakit yang berdampak pada gangguan reproduksi, maka akan diobati oleh dokter hewan yang sudah disiapkan," imbuhnya.

Sumantra menyebut, dalam waktu beberapa bulan berjalannya program ini, baru sekitar 7.000-8.000 sapi yang sudah disasar program Gertak Birahi. Sedangkan inseminasi buatannya akan dilakukan pada 2016.

Ia tidak memungkiri, petugas di lapangan mendapatkan hambatan teknis saat akan memeriksa sapi-sapi tersebut. Sebab, masyarakat tidak mau mengumpulkan sapi dalam satu tempat.

"Karena itu kami mengajak masyarakat yang memiliki sapi betina yang sudah dewasa ataupun kesulitan beranak, agar segera mendaftarkan pada petugas di kabupaten dan kota untuk mendapatkan program Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan (GBIB)," ajak Sumantra.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER