Monumen Perang Jagaraga Segera Dibangun di Buleleng

  • 05 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3147 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Memanfaatkan masa reses atau penyerapan aspirasi tahap III Tahun 2015 pada akhir Oktober lalu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry menemui berbagai kelompok masyarakat di daerah pemilihannya di Kabupaten Buleleng.

Pada tanggal 28 Oktober misalnya,  Sugawa Korry menemui warga Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan. Sementara keesokan harinya, 29 Oktober, politisi senior Partai Golkar itu menemui masyarakat di Kecamatan Seririt.

Di Desa Jagaraga, acara reses Sugawa Korry berlangsung di kantor desa setempat. Turut hadir pada kesempatan itu beberapa instansi pemerintah, yakni Dinas Sosial Provinsi Bali dan Dinas Sosial Kabupaten Buleleng.

"Selain menyerap berbagai aspirasi masyarakat, saya juga menyampaikan tindak lanjut dari aspirasi warga Desa Jagaraga pada reses bulan Juni lalu. Salah satunya terkait permintaan kepada pemerintah Provinsi Bali untuk membangun Monumen Perang (Monumen Perjuangan Jagaraga)," kata Sugawa Korry, saat menyampaikan laporan hasil resesnya di Gedung DPRD Provinsi Bali, Kamis (5/11).

Aspirasi itu, menurut Sugawa Korry, sudah ditindaklanjutinya ke pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Sosial. Rencana membangun Monumen Perjuangan Jagaraga itu akan terwujud. Rencananya, pembangunan akan mulai dibangun tahun 2016. Sebab pemerintah Provinsi Bali, sudah menyanggupi anggarannya.

"Kita koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali untuk bantu anggarannya. Syukur sudah ok. Anggarannya melalui BKK. Monumen itu akan dibangun tahun 2016," papar Sugawa Korry, yang juga Ketua DPD Partai Golkar Buleleng.

Dikatakan, keinginan warga untuk membangun monumen perang itu sudah ada sejak tahun 2007, tapi tak kunjung direalisasikan. Menurut dia, ada faktor sejarah yang melatarbelakangi masyarakat setempat meminta dibangun monumen tersebut. Apalagi, Buleleng sebagai bagian dari daerah di wilayah Bali utara, memikiki sejarah yang luar biasa dalam perang melawan penjajah.
"Ada sejarah perjuangan yang sangat heroik di Buleleng. Latar bekang ini yang kemudian mendorong masyarakat setempat untuk segera mewujudkan monumen perang itu," urainya.

Pada 9 Juni 1848, imbuhnya, terjadi peperangan heroik yang dilakukan rakyat Jagaraga dalam mengusir penjajah Belanda. Pada saat itu, masyarakat Jagaraga yang berjumlah 2000 orang, 35 brahmana, 3 orang pedanda dan 165 bangsawan berhasil memukul mundur 3000 pasukan penjajah Belanda, dengan menewaskan 200 tentara Belanda dan 12 perwira Belanda. Rakyat Buleleng dibawah kepemimpinan I Gusti Jelantik akhirnya berhasil memenangkan peperangan.

Selanjutnya pada 1849, dengan melibatkan sekitar 9000 tentara, 89 kapal perang dan persenjataan modern, pemerintah Belanda kembali melakukan penyerangan balasan ke Buleleng, dan akhirnya berhasil membumihanguskan Buleleng. Berdasarkan latar belakang sejarah tersebut, perjuangan heroik dalam perang di Buleleng merupakan sejarah pertama masuknya penjajah Belanda ke Bali.

"Karena itu, untuk  mengenang perjuangan heroik rakyat Buleleng maka perlu dibangun monumen perang itu. Kita harapkan monumen perang itu akan menjadi ikon Kabupaten Buleleng," pungkas Sugawa Korry.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER