Mesin Pabrik Pakan Ternak Gagal Dianggarkan dalam APBD

  • 03 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2858 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Mesin pabrik pakan ternak, gagal dianggarkan dalam APBD Bali tahun 2016. Padahal, ini merupakan salah satu aspirasi masyarakat yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah Provinsi Bali.

Gagal dianggarkannya mesin pakan ternak ini, menjadi kekecewaan tersendiri bagi kalangan anggota DPRD Provinsi Bali. Para wakil rakyat di Renon itu sangat menyesalkan, mengingat sesungguhnya kebutuhan akan pakan ternak di daerah ini cukup tinggi namun tidak diimbangi dengan produksi pakan.

"Saya tidak mengerti dengan sikap eksekutif. Padahal aspirasi dari masyarakat untuk pengadaan mesin tersebut, sudah masuk ke dewan dan saya sudah juga menyampaikan kepada Pemprov Bali," ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali Made Budastra, di Denpasar, Selasa (3/11).

Sesungguhnya, kata dia, keberadaan mesin produk pakan ternak di Bali sangat dibutuhkan. Pasalnya, hampir setiap keluarga memiliki ternak, terutama di pedesaan. Selain ternak rumah tangga, ada juga perusahaan ternak, seperti unggas, babi dan sapi.

"Kalau pabrik pakan ternak bisa dibangun di Bali, maka harga pakan bisa lebih murah dibanding dengan mendatangkan (pakan) dari luar daerah," kata anggota Fraksi PDIP DPRD Bali itu.

Dengan pertimbangan ini, kata politisi asal Gianyar itu, kehadiran pabrik pakan ternak semestinya menjadi skala prioritas di Bali. Bahkan ia menilai, pengadaan mesin pabrik pakan ternak lebih penting ketimbang penyertaan modal pada PT Jamkrida yang dianggarkan sebesar Rp50 miliar dalam APBD Bali 2016.

"Saya berharap kepada pemerintah Provinsi Bali, untuk kembali mengevaluasi usulan dari masyarakat agar membangun pabrik pakan ternak tersebut. Kalau melihat dari APBD 2016, semestinya membangun pabrik pakan ternak di bawah leading sector PT Perusahaan Daerah (Perusda) bisa dilakukan," tandasnya.

Budastra menambahkan, rencana pembangunan pakan ternak di Bali sudah cukup lama diwacanakan. Bahkan pihaknya melakukan kajian dan studi banding ke Pulau Jawa dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di Jawa dan Lombok, menurut dia, kehadiran pabrik pakan ternak mendorong peningkatan produk ternak.

"Dengan peningkatan hasil tersebut, secara tidak langsung memberi kontribusi kepada PAD setempat, dan meringankan beban masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan ternak peliharaannya," beber Budastra.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER