Tumpukan Sampah Terbakar, Warga Panik

  • 09 Oktober 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3116 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com – Seringnya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi diwilayah Kintamani, Bangli telah menyebabkan keresahan kini menghantaui sebagian warga. Pasalnya, potensi kebakaran susulan masih rawan terjadi ditengah kemarau ekstrem yang berkepanjangan. Bahkan, saat kebakaran melanda tumpukan sampah di  dibantaran tebing Taruna Gunung Sari, Batur, Kintamani, telah menyebabkan warga setempat panik karena api sempat membesar, Jumat (09/10/2015).   

Bahkan, tidak hanya warga yang panik, petugas BPBD Bangli pun juga dibuat kalang kabut saat menerima laporan kebakaran tersebut. Untuk mengantisipasi kebakaran lebih luas, saat itu petugas langsung menerjunkan satu unit mobil Damkar Pemkab Bangli dan dua unit mobil tangki serta mobil rescue ke lokasi kejadian. Hal ini diakui, Ketut Agus Sutapa, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli seijin Kepala BPBD Bangli Wayan Karmawan. “Kita menerima laporan adanya kebakaran dari Perbekel Batur Utara sekitar pukul 13.15 wita. Saat kita tiba di lokasi ternyata yang terbakar adalah tumpukan sampah plastik,” ungkapnya.  

Meski demikian, diakui akibat kebakaran tumpukan sampah seluas 5 kali 12 meter tersebut telah menyebabkan warga sekitar  panik. “Dari informasi masyarakat, tidak ada yang tahu penyebab pasti kebakaran. Kemungkinan karena ini, berupa tumpukan plastik diduga karena panas sehingga memicu terjadinya percikan api,” jelasnya.

Lebih lanjut Agus Sutapa mengungkapkan, saat petugas tiba di lokasi, api sejatinya sudah mulai bisa dikendalikan. “Pembasahan tetap kita lakukan, untuk mengantisipasi terjadikan kebakaran susulan. Terlebih disekitar pembuangan sampah ini banyak ditumbuhi pepohonan,” sebutkan. Dijelaskan juga, akibat kemarau ekstrem di Kabupaten Bangli selain telah menyebabkan kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah desa, juga menyebabkan kebakaran hutan lahan milik warga kian sering terjadi. Sesuai data BPBD Bangli, sejak sebulan terakhir setidaknya empat kali kebakaran melanda kawasan hutan dan lahan terjadi di Kintamani. Dampaknya, total kerusakan hutan baik hutan konservasi maupun hutan lindung serta lahan perkebunan warga mencapai 31 hektar.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER