Gunung Batur ‘Meletus’, Ribuan Warga Bangli Terpaksa Diungsikan

  • 25 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 5004 Pengunjung

Bangli, suaradewata.com – Dampak ‘letusan’ erupsi gunung berapi Batur di Kintamani Bangli, telah menyebabkan ribuan warga yang berada di kaki Gunung yang berada dikawasan Geoprak Batur ini terpaksa diungsikan ke Lapangan Desa Bayunggede, Kintamani. Tidak hanya itu, sejumlah warga juga mengalami luka serius karena jatuh saat berusaha menyelamatkan diri dari terjangan erupsi Gunung Batur.  Untuk proses evakuasi,  ratusan tim dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Bali dibantu jajaran TNI/Polri serta instansi terkait lainnya dikerahkan guna penanggulangi dampak bencana tersebut. Suasana ini terekam saat simulasi Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Berapi digelar Jumat (25/9/2015).

Sesuai skenario dalam simulasi tersebut, untuk mempercepat proses evakuasi, petugas juga mengerahkan armada berupa ambulance, mobil rescue dari Polda Bali hingga helikopter bantuan dari BPBD Provinsi. Kepala Pelaksana BPBD Bangli Wayan Karmawan disela-sela simulasi tersebut mengatakan, simulasi dilakukan untuk mengukur kemampuan dan kapasitas operasional tanggap darurat sesuai dengan siklus bencana. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menguji rencana kontijensi dan protap kegiatan tanggap darurat bencana di BPBD dan instansi lainnya yang terlibat. “Ini suatu bentuk dari peningkatan protap kegiatan tanggap darurat. Hal ini juga penting untuk persiapan kedepan jika sesuatu bencana yang tidak diingkan terjadi,” ujarnya.
 
Sementara itu, secara riil upaya pengurangan risiko bencana mengantisipasi erupsi Gunung Batur yang berstatus gunung berapi aktf  ini telah dilakukan melalui pemantauan aktivitas vulkaniknya secara berkelanjutan. Selain itu, juga menyusun peta kawasan rawan bencana serta menyusun rencana kontijensi erupsi Gunung Batur. Menurutnya, terdapat 5 desa dikawasan lereng Gunung Batur yang diperkirakan potensial terdampak primer, diantaranya Desa Buahan, Kedisan, Songan A, Songan B dan Desa Abang Batudinding. Sehingga komunitas penduduk di desa paling rawan itulah harus dibangun kesiapsiagaanya agar memiliki akses peringatan dini bencana dan memiliki kemampuan melakukan evakuasi mandiri dengan cepat.ard


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER