Ribuan Krama Padati Upacara 'Labuh Gentuh' di Pantai Masceti

  • 25 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 3874 Pengunjung

Gianyar, suaradewata.com - Ribuan krama Desa Pakraman Gianyar melaksanakan upacara Caru Labuh Gentuh, Pakelem lan Makiis di di Pantai Masceti, Rabu (23/9). Cuaca yang panas terik tidak mengurangi kekhusukan umat melaksanakan eedan acara Karya Agung mamungkah Mupuk pedagingan, Paneduh lan panyegjeg jagat, Ngusaba Desa, Ngusaba Nini lan Padudusan Agung di Pura Puseh/Pura Desa, Desa Pakraman Gianyar tersebut. Puncak karya akan digelar (3/10), Nyineb (14/10) dan Nyegara Gunung (17/10).

 

Awalnya,  iring iringan prosesi dimulai sekitar pukul 8.00 Wita dari Pura Puseh menuju Pantai Masceti yang ditempuh sekitar 20 menit. Prosesi ini juga diikuti seluruh sesuhunan Pura Manca yang ada di seluruh wilayah pekraman. Setelah tiba di pantai, sessuhunan secara simbolik masucian sebentar dengan menyentuh air lalut. Sebelum acara puncak, beberapa tari wali dipersembahkan antara  lain Baris Gede, Topeng serta Rejang. Para ibu dari Banjar Sampiang sebagai penyangra karya Labuh Gentuh juga ngayah tari Rejang Renteng.  Upacara di pantai ini juga dihadiri Bupati Gianyar A.A. Gde Bharata, Sekda IB Gaga Adi Saputra serta para undangan lainnya.

Sekitar tiga jam prosesi yang dipuput Ida Peranda Griya Hyang Api, acara kemudian dilanjutkan dengan pakelem menuju PelabuHan Benoa. Selain pakelem wewalungan kebo, kambing, bebek serta lainnya, juga dilarung dua bagia pulakerti. Dipilihnya Benoa karena Pantai Masceti secara teknis tidak bisa disandarkan kapal karena kontur perairan yang berkarang. Di samping itu juga muatan pakelem juga tergolong besar dan berat. maka, prosesi pakelem dilakukan di Pelabuhan Benoa dengan menggunakan Kapal Basarnas jenis Kn Sar Arjuna. 

Dari Benoa, kapal melaju sekitar 40 menit lamanya menuju lepas Pantai Masceti tempat pakelem dan nunas tirta dilakukan.Nunas tirta mengunakan sebuah sekoci yang dilakukan Bendesa Adat Gianyar Dewa Made Geria yang juga  selaku Manggala Utama Karya, mantan Gubernur Bali Dewa Made Bertha selaku penglingsir dan Windia Berata. Prosesi di tengah laut berjalan sekitar satu jam. ''Kami sangat bersyukur karena karya labuh gentuh ini berjalan lancar, labda karya, sida sidaning don,'' ujar  Dewa Made Geria. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Basarnas atas segala bantuan sehingga upacara sakral ini berlangsung dengan lancar dan aman. 

Selanjutnya tanggal 25 september juga di lakukan upacara pakelem di Gunung Agung dan Danau Batur Songan, tujuannya sama seperti labuh gentuh menjaga kelestarian alam dimana manusia menjadi bagiannya. Dari sana diharapkan tercipta harmonisasi yang berujung pada kesejahteraan.gus


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER