Perlu Program Terobosan Hadapi MEA

  • 16 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2026 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mengatakan, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai berlaku pada akhir tahun 2015. Pemberlakuan MEA ini merupakan peluang sekaligus tantangan dalam kerangka globalisasi yang berimplikasi terhadap persaingan yang semakin kompleks, seperti permasalahan sosial ekonomi, kualitas sumber daya manusia, persaingan kualitas usaha dan lainnya.


Untuk itu, menurut Gubernur Pastika, diperlukan program-program terobosan dalam menghadapi MEA. Program dimaksud dengan menciptakan pembangunan ekonomi yang merata melalui ekonomi kerakyatan, pengembangan sumber daya manusia yang memiliki daya saing, mengembangkan industri kecil dan menengah serta berbagai macam terobosan lainnya.

"Berbagai terobosan program atau kegiatan yang inovatif, harus disusun secara matang dan terencana," kata Gubernur Pastika, dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, pada acara penerimaan kunjungan kerja Panitia Kerja (Panja) Kerjasama Antar Parlemen DPR RI, di Gedung Cempaka Kantor Bappeda Provinsi Bali, Rabu (16/09).

Pentingnya program disusun secara matang, agar dapat menjawab tantangan arus globalisasi dalam upaya meningkatkan daya saing daerah yang berbasis potensi dan kearifan lokal. Pemprov Bali sendiri berkomitmen, melalui Visi Bali Mandara akan secara bertahap terus membangun Bali yang lebih baik di masa mendatang.

"Visi yang telah dicanangkan sangat sejalan dengan sembilan agenda prioritas pembangunan nasional (Nawa Cita) dan tiga dimensi pembangunan yang ditempuh melalui dimensi pembangunan manusia, sektor unggulan dan kewilayahan," ucapnya.
 
Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan, Gubernur Pastika menyebut, Pemprov Bali telah melakukan peningkatan kualitas SDM melalui berbagai program pelatihan dan pembangunan sekolah SMA/SMK Bali Mandara. Selain itu, juga dilakukan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), serta pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan.

Pengembangan peran sektor pertanian melalui program Sistem Pertanian Terintergrasi (Simantri), memantapkan pengembangn sektor koperasi dan lembaga ekonomi kerakyatan salah satunya melalui Jaminan Kredit Bali Mandara (JAMKRIDA), serta program pembangunan lainnya, juga sudah dilakukan Pemprov Bali.

"Dari berbagai upaya tersebut telah telah menunjukkan hasil positif, seperti turunnya angka kemiskinan," tegas Gubernur Pastika.

Angka kemiskinan di Bali, imbuhnya, pada tahun 2014 sebesar 4,76 persen. Angka ini mengalami penurunan 0,02 persen, sehingga data sementara tahun 2015 ini penduduk miskin di Bali sebesar 4,76 persen.

Diakuinya, masih banyak kendala yang ditemui oleh Pemprov Bali dalam mempersiapkan masyarakat Bali untuk menyambut MEA. Oleh karena itu memalui pertemuan kali ini, Gubernur Pastika berharap Panja DPR RI mendapat gambaran komprehensif tentang kondisi di Bali, untuk selanjutnya merumuskan aspirasi sekaligus solusi atas semua permasalahan yang dihadapi Bali. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER