Karya Pura Puseh Gianyar Libatkan 12 Banjar

  • 16 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 2810 Pengunjung

Gianyar,suaradewata.com– Setelah melakukan renovasi beberapa pelinggih dan bangun di areal Pura Puseh desa Gianyar selama 7 tahun, tahun ini warga melaksanakan Karya Agung  Memungkah, Mupuk Pedagingan, Peneduh lan Panyejeg Jagad, Ngusaba Desa Ngusaba Nini lan Pedudusan Agung yang puncak karya akan berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2015.

Warga desa adat Gianyar terdiri dari tepatnya yang berada di jantung kota Gianyar, kabupaten Gianyar, memiliki Pura Desa lan Pura Puseh yang diempon oleh 12 banjar dengan jumlah 1917 KK, dimana selama 7 tahun telah dilakukan renovasi beberapa pelinggih dan bangunan yang ada di areal pura yang menghabiskan biaya hingga Rp. 2,3 miliar. Biaya tersebut diperoleh dari urunan warga dan sumbangan-sumbangan donator lainnya. Menurut manggala karya sekaligus Bendesa Adat Gianyar, Dewa Made Geria, kini setelah selesai renovasi, warga pengempon melaksanakan melaksanakan Karya Agung  Memungkah, Mupuk Pedagingan, Peneduh lan Panyejeg Jagad, Ngusaba Desa Ngusaba Nini lan Pedudusan Agung sebagai perwujudan Yadnya  umat Hindu bagaimana memaknai hidup, dengan senantiasa menjalin hubungan/koneksi kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa beserta menifestasinya. Pengambilan Karya Agung kali ini merupakan tingkatan Utamaning Utama setelah 2 karya agung di tahun 1954 dan tahun 1980, sesuai dengan petunjuk yang didapatkan dari Ida Pedanda Griya Babakan, Gianyar selaku Yajamana Karya Agung ini. “Ida Pedanda memberikan petunjuk sebaiknya karya agung di pura puseh mengambil tingkatan utamaning utama, mengingat letak pura berada di jantung kota Gianyar yang dahulu dahulu merupakan pusat pemerintahan kerajaan Gianyar” jelasnya.

Ditambahkan oleh prawartaka karya I Dewa Ketut Sidakarya, karya agung yang dilaksanakan kali ini bukan merupakan pemborosan atau pun ingin memperlihatkan kemewahan tapi karena rangkaian upacara ini bermaksud untuk memelihara dan mengembalikan kesucian pura termasuk upacara peneduh lan penyejeg jagad yang dilaksanakan agar wilayah Gianyar tetap aman,tentram dan damai yang disebut Ajeg Gianyar dan Ajeg Bali. “Karya agung dipuput oleh 27 sulinggih dari 39 kegiatan yang dilaksanakan, sedangkan untuk wewalungan merupakan haturan punia dari masyarakat pengempon pura” tambah Sidakarya.

Agar kegiatan karya agung tidak terlalu ramai di pura dan mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan jelas Dewa Sidakarya, persiapan dilakukan di masing-masing banjar pengempon pura yang berjumlah 12 banjar. Karenanya prajuru dan panitia karya memohon maaf jika pada saat tertentu masyarakat pengguna jalan terganggu jika ada penutupan jalan atau kemacetan. “Kami juga berharap kepada masyarakat Gianyar dimana pun berada agar turut membantu pelaksanaan karya agung ini, karena karya seperti ini mungkin hanya bisa ditemui sekali dalam seumur hidup” ungkapnya. gus

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER