Pentas Budaya 2015 Tutup Kemah Budaya Kelima

  • 30 Agustus 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2042 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com  – Setelah menjalani workshop kesenian selama lima hari, lima puluh orang peserta Kemah Budaya Kelima unjuk kebolehan dalam Pentas Budaya 2015 yang berlangsung pada Sabtu (29/8) malam. Pentas yang digelar di Gedung Kesenian I Ketut Maria tersebut sekaligus menutup Kemah Budaya Kelima yang sebelumnya berlangsung selama lima hari di Pura Serijong, Bajera, Kecamatan Selemadeg.

Dalam pentas tersebut, peserta Kemah Budaya yang seluruhnya merupakan siswa SMA terpilih se-Tabanan menampilkan sejumlah pertunjukan menarik. Mulai dari musik, tari-tarian, matembang, serta melukis langsung sesuai dengan pelatihan yang diperoleh dari mentor mereka seperti musisi Sawung Jabo dengan Sirkus Baroknya, I Wayan Yudane, Oppie Andaresta, perupa I Putu Bonuz, sastrawan Cok Sawitri. Serta sejumlah mentor lainnya.

Pentas budaya tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten I Setda Kabupaten Tabanan I Wayan Yatnanadi yang mewakili penjabat bupati. Dalam sambutan yang dibacakannya, Kemah Budaya serta Pentas Budaya merupakan salah satu implementasi sistem pendidikan nasional yang antara lain mencetak anak didik yang beriman dan berbudi luhur dan punya keterampilan.

“Saya memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemrakarsa serta seluruh komponen yang terlibat. Saya harapkan kemah selama seminggu yang telah dilalui bisa menumbuhkan seni budaya kita,” ujar Yatnanadi.

Sementara itu, I Ketut Suryadi selaku pemrakarsa kegiatan mengungkapkan rasa bangganya dengan pelaksanaan Kemah Budaya Kelima dan Pentas Budaya 2015. Rasa bangga ini dikarenakan pelaksanaan Kemah Budaya yang rutin digelar setiap tahun sudah berjalan sampai yang kelima kalinya. “Saya sangat bangga sekali karena Kemah Budaya bisa sampai lima kali,” katanya.  Baginya, hal itu merupakan sebuah kepantasan bagi Tabanan. Karena Tabanan sendiri sejatinya punya banyak potensi di bidang kesenian dan kebudayaan. Ini ditandai dengan eksistensi beberapa seniman asal Tabanan yang cukup bersinar di tingkat nasional maupun internasional.“Cuma kita belum mampu membuat ruang ekpresi. Dulu saya sempat bangga karena ada Festival Oleg Tamulilingan sebagai bentuk penghargaan kepada maestro I Ketut Maria. Tapi sekarang tidak ada kelanjutannya. Semoga kegiatan ini bisa memberikan vibrasi. Karena kita di Tabanan punya banyak potensi,” ucap Suryadi yang juga Ketua DPRD Tabanan ini. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER