Napak Tilas Kidung Yadnyeng Ukir, Sebelum Kemerdekaan di Puri Gede Penebel

  • 02 April 2024
  • 13:50 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2543 Pengunjung
Prosesi Napak Tilas Kidung Yadnyeng Ukir dengan sukses pada 31 Maret 2024, di Puri Gede Penebel. Red/SD/ist

Tabanan, suaradewata.com - Untuk mengenang dan menghormati peran besar para leluhur Puri Gede Penebel beserta Geria, Kubayan, Desa Adat se Jebag Tabanan, masyarakat Tabanan dalam membangun kawasan Penebel dan sekitarnya. Baik dalam bidang  agama, adat, budaya dan sarana-prasarana dimasa lampau. Dimana pada tahun 1916 Leluhur Puri Gede Penebel bersama griya melaksanakan Karya Agung Panca Walikrama Bali di Pura Luhur Batu Kau yang direstui oleh raja-raja di Tabanan. Peran besar tersebut ditulis secara jelas pada  sastra / geguritan / kidung “YADNYENG UKIR”, yang ditulis oleh salah satu sastrawan terkemuka pada jaman sebelum kemerdekaan Ida Pedanda Ngurah dari Geria Gede Belayu.

Dengan komunikasi, perencanaan dan koordinasi yang baik antara Puri Gede Penebel dengan Geria Gede Belayu, akhirnya berhasil digelar Napak Tilas Kidung Yadnyeng Ukir dengan sukses pada 31 Maret 2024, di Puri Gede Penebel. Dengan mengundang Ratu Pedanda dari beberapa Geria dan 1 (satu) Jro Kubayan Pura Luhur Batukaru, antara lain : Ratu Pedanda dari Geria Gede Belayu; Ratu Pedanda dari Geria Tuakilang Tabanan; Ratu Pedanda dari Geria Riang Gede Tabanan; Ratu Pedanda dari Geria Kalibalang, Payangan Marga Tabanan; Ratu Pedanda dari Geria Denkayu Mengwi Badung; Ratu Pedanda dari Geria Anyar Cau Belayu Tabanan; Ratu Pedanda dari Geria Sandan Dauh Yeh Tabanan; Ratu Pedanda dari Geria Gulingan Mengwi Badung; Ratu Pedanda dari Geria Tumbak Bayuh Canggu Badung

Ratu Pedanda dari Geria Wanasari Sanur Denpasar; Ratu Pedanda dari Geria Kedampal Kerambitan Tabanan; Jro Kubayan Pura Luhur Batukaru Wangaya Gede Tabanan

Selain itu juga hadir pemerhati pendidikan agama, Adat – Budaya Bali serta pemerhati sastra dan filsapat Bali, diantaranya : Prof. Ida Bagus Yudha Triguna; Prof. Ida Bagus Suamba – Dosen Sastra Bali Universitas Udayana; dan bebarapa pemerhati adat budaya Bali dari mahasiswa Fakultas Sastra Unud.

Kegiatan Napak Tilas tersebut dimulai dengan Sambutan dari perwakilan Pengelingsir Puri terhadap peserta Napak Tilas “Geguritan Yadnyeng Ukir”, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dan penjelasan “Geguritan Yadnyeng Ukir” dari Geria Gede Belayu. Yang juga diisi dengan tanya-jawab  dan Darma Tula dari Geria Gede Belayu. Dalam kegiatan yang sakral itu, bertindak sebagai MC yakni angga Puri Penebel, Cok Widyawaty yang memandu acara dengan sangat apik dan bersahaja.

Ketua Panitia Napak Tilas, dr. I Gusti Ngurah Bagus Mahayasa,Sp.Kj dalam press realesenya mengatakan dari Napak Tilas ini diharapkan Angga Puri dan generasi muda Puri mendapatkan informasi yang menyeluruh tentang peran Puri dan Geria dalam membangun wilayah, dari dokumen sastra yang valid mengenai leluhur Puri yang sudah berjuang dengan penuh keiklasan dan kebijaksanaan dalam membangunan Kawasan Kecamatan Penebel dan sekitarnya dari sebelum masa kemerdekaan (tahun 1916). Selain itu Angga Puri dan generasi muda puri dapat meneladani jiwa kepemimpinan para leluhur Puri yang mengayomi, tegas , jujur dan bijaksana dalam memimpin. “Dan yang juga tidak kalah penting adalah menjaga dan meningkatkan hubungan baik yang sudah dicontohkan leluhur Puri, hubungan baik Puri dengan seluruh Geria, seluruh Puri dan Jero sejebag Bali, dengan seluruh Adat sekitar Penebel untuk tetap memberikan dampak positif kepada lingkungan serta selalu tetap  ikut membangun kawasan bersama pemerintah setempat saat ini maupun dimasa yang akan datang,”beber Mahayasa. Rls/red


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER