Tokoh Pemuda Ajak Jadi Pemilih Cerdas Sukseskan Pemilu 2024

  • 12 Februari 2024
  • 12:10 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1270 Pengunjung

 Jakarta – Dalam menghadapi Pemilu 2024, Itho Umar, selaku Ketua Presidium LSM Kopearad Kabupaten Manggarai Barat, mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi pemilih cerdas. Menurutnya, pemimpin yang cerdas lahir dari pemilih yang cerdas. 

“Pemilih cerdas adalah mereka yang mampu melakukan analisis mendalam terhadap rekam jejak calon pemimpin, memahami ideologi dan program partai pengusung, serta memiliki kepedulian terhadap kedaulatan NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tegas Itho.

Itho menggaris bawahi pemilih cerdas juga diharapkan mampu melihat hasil kerja nyata calon pemimpin dari berbagai sumber dan tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong atau politik uang. 

"Jangan sampai program-program yang dijanjikan tidak terwujud nantinya," imbuh Itho Umar. 

Oleh karena itu, Itho mengingatkan penting bagi calon pemimpin untuk menjaga kedaulatan negara dan marwah Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Dalam konteks Pemilu 2024, Itho Umar menekankan perlunya cermat dalam menilai rekam jejak calon-calon pemimpin. 

"Lihat kerja nyata dengan rekam jejaknya untuk memastikan kualitas calon pemimpin," katanya. 

Dia juga mengingatkan agar masyarakat aktif mencari informasi dari sumber terpercaya, mengikuti perkembangan informasi, dan berdiskusi secara sehat terkait Pemilu 2024. Sumber informasi yang dapat dipercaya sangat penting untuk menghindari penyebaran hoaks yang tumbuh subur menjelang Pemilu. 

Itho Umar menyatakan bahwa konten hoaks memiliki tujuan meresahkan masyarakat, mencari keuntungan ekonomi bagi pelakunya, dan bahkan dapat merusak karakter calon pemimpin. Pemilih cerdas harus membaca dan memahami isi berita dengan baik sebelum membagikannya.

Dalam konteks penyebaran hoaks, Itho Umar memberikan tips agar masyarakat lebih waspada. 

"Jangan mudah mempercayai seseorang berdasarkan cerita orang lain. Jangan pula mudah mengunggah cerita-cerita tendensius, dan hindari menyinggung SARA," tegasnya. 

Dia juga mengingatkan agar masyarakat selalu mengecek sumber fakta dan menjauhi kebohongan, sekecil apapun, yang bisa menyebabkan kekacauan besar.

Rethy Benu, seorang aktivis dari Komunitas Peace Maker Kupang, juga menyuarakan pentingnya menjadi pemilih cerdas. Menjelang Pemilu 2024, ia menekankan bahwa pemilih cerdas berperan penting dalam menentukan arah pembangunan bangsa. Pemilih cerdas harus menjadi pemilih informatif yang tidak mudah terpengaruh isu hoaks.

"Pemilih cerdas harus peduli apakah namanya memiliki hak pilih atau tidak, serta berperan aktif dalam mengawal kontestasi Pemilu hingga tahap akhir," ujar Rethy Benu. 

Dia juga menekankan perlunya pendidikan politik antar sesama masyarakat untuk melahirkan pemilih dan pemimpin yang baik.

Dalam menjalankan peran sebagai pemilih cerdas, Rethy Benu memberikan beberapa saran praktis. Pemilih cerdas perlu mempelajari proses Pemilu, cara memilih, visi-misi, dan program calon pemimpin dari sumber-sumber kredibel. 

Masyarakat juga diimbau untuk menyaring dan memilah informasi yang berkaitan dengan Pemilu 2024, serta menggunakan alat bantu verifikasi informasi seperti cekfakta.com atau kominfo.go.id.

Rethy Benu juga menyoroti pentingnya penolakan terhadap politik uang dan intimidasi. 

"Hak pilih adalah hak yang berharga dan tidak bisa dibeli atau ditekan oleh siapapun," katanya. 

Selain itu, dia menekankan agar masyarakat aktif dan kritis dalam mengawasi seluruh proses Pemilu, mulai dari pencoblosan hingga penetapan hasil, untuk memastikan bahwa Pemilu 2024 berjalan secara jujur, adil, transparan, dan akuntabel.

Dengan menjadi pemilih cerdas dan bertanggung jawab, masyarakat Indonesia diharapkan dapat berkontribusi pada kesuksesan Pemilu 2024. Partisipasi yang tinggi dari masyarakat dianggap sebagai ekspresi pengakuan luar biasa terhadap penyelenggara Pemilu. 

Dengan demikian, Pemilu 2024 dapat menghasilkan pemerintahan yang representatif, responsif, dan responsibel, membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

 

*


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER