Bupati Jembrana Menyapa di Kecamatan Pekutatan, Bupati Tamba Paparkan Program Pemberdayaan Anak Muda

  • 17 November 2023
  • 21:05 WITA
  • Jembrana
  • Dibaca: 1759 Pengunjung
Bupati Tamba Paparkan Program Pemberdayaan Anak Muda di Desa Asah Duren, Pekutatan. dep/sd

Jembrana, suaradewata.com - Program Bupati Jembrana Menyapa, kembali digulirkan. Kali ini giliran desa - desa di kecamatan Pekutatan yang di pusatkan di wantilan Kantor Desa Asah Duren. Seperti sebelumnya, dengan mengajak segenap pimpinan OPD, Bupati menyapa warganya dengan  menyampaikan berbagai program  termasuk  menampung aspirasi yang disampaikan. Dalam kesempatan itu, mantan ketua Komisi II DPRD Bali itu membuka ruang diskusi bagi anak anak muda dengan memaparkan sejumlah program pemberdayaan yang ditujukan khusus bagi generasi muda Jembrana.

Salah satunya program penyaluran tenaga kerja keluar negeri. Mendukung program ini, Kabupaten Jembrana telah melaksanakan MOU dengan sejumlah lembaga penyalur kerja serta menggandeng kepala desa masing masing .Dari program itu, diharapkan dapat menyalurkan dua puluh anak anak muda ditiap desa bisa diterima bekerja diluar negeri 

“Kita ingin mendapatkan pengakuan dari masyarakat bahwa apa yang mereka butuhkan dari masyarakat yang kita ajak berdialog malam ini,” ujar Bupati I Nengah Tamba, Kamis (16/11) di wantilan kantor Desa Asah Duren. 

Dari program itu, diharapkan dapat menyalurkan tenaga kerja di tiap desa yang memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri. Ia mencontohkan, apabila satu orang saja dari tenaga kerja asal Jembrana itu  mengirimkan uangnya ke daerah asalnya, maka akan sangat berpengaruh terhadap perputaran uang sekaligus pergerakan ekonomi di desa itu.

“Bayangkan masing masing tenaga kerja mengirimkan uang, tidak usah banyak – banyak, Rp 3 juta saja ke desanya.  Berarti setiap desa itu, dikalikan 20 orang, akan ada 60 juta uang yang akan beredar. Belum dikalikan dengan 51 jumlah desa dan kelurahan yang ada di Jembrana,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati menuturkan bahwa sebelumnya sudah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan kepala desa untuk menyiapkan anak-anak muda di setiap banjar. Karena itu, tiap kepala desa diberikan tugas menyiapkan anak - anak muda sebanyak 10 hingga 20 orang .

“Sebenarnya kita sudah melakukan MoU dengan desa-desa melalui kepala desa, sudah ada penandatanganan Fakta Integritas, bahwa Kepala Desa itu menyiapkan anak-anak mudanya 10 hingga 20 per desa. Kepala desa inilah mencari potensi-potensi ini.  Kemudian kita yang akan membina, masalah lulus atau tidaknya itulah yang kita seleksi, sehingga program 10 migran tenaga kerja yang kita berangkatkan ke luar negeri itu bisa tercapai,” ucapnya. 

Bupati menambahkan, generasi muda harus berani mengambil momentum dengan cepat. Harapannya, agar mereka tidak akan ketinggalan dan hanya jadi penonton. Dirinya pun bersedia mengirim tenaga pendidik untuk mengajar anak-anak muda tersebut. 

“Kalau anak-anak muda mau membentuk kelompok-kelompok kita buatkan jadwal, kita kirimkan guru bahasa inggris yang akan mengajar mereka, karena ini persiapan. Pekutatan ini menjadi Lokomotif Jembrana Emas, embrionya dan episenternya disini (Pekutatan, red). Jadi anak-anak muda disini harus sadar itu, dia harus ambil momentum ini cepat, kalau dia tidak mengambil momentum ini dia bisa ketinggalan karena diambil oleh anak-anak muda yang lain,” jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan Kerja (BLK) Jembrana, I Putu Agus Arimbawa menjelaskan pada tahun 2024 akan diadakan paket pelatihan sebagai proyek calon pekerja migran Indonesia.

Arimbawa menargetkan tahun 2024 nanti ada 200 orang bisa diberangkatkan dari alumni pelatihan BLK.  Dirinya menyebut dalam pelatihan itu mengambil waktu selama tiga bulan, kecuali untuk pelatihan Spa hanya satu bulan saja. 

“Prosedurnya anak-anak ikut Pelatihan dulu di BLK , jadi untuk tahun depan kita ada beberapa paket pelatihan, Bahasa Jepang ada 4 Paket, Bahasa Inggris ada 4 Paket, Welderlas ada 2 Paket serta ada 1 paket yang mana semua itu adalah proyeksinya sebagai calon pekerja migran Indonesia,” jelasnya. 

Terkait dengan biaya keberangkatan, Arimbawa mengatakan Pemkab Jembrana menanggung subsidi sebesar 5 juta untuk biaya pelatihannya. “Ini kita contohkan ke Jepang, itu biaya totalnya 35 Juta, pemerintah mensubsidi 5 juta, kemudian pinjaman koperasi 25 juta, jadi anak-anak mandiri harus mempersiapkan uang 5 juta untuk biaya prosesnya,” tandasnya. dep/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER