Lomba Berbasis Tradisi Dan Budaya Diikuti Ratusan Kaum Milenial Buleleng

  • 03 Oktober 2023
  • 20:20 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1896 Pengunjung
Lomba Berbasis Tradisi Dan Budaya Diikuti Ratusan Kaum Milenial Buleleng di Sasana Budaya pada Selasa, (3/10/2023).

Buleleng, suaradewata.com- Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui UPTD Gedong Kirtya Dinas kebudayaan Kabupaten Buleleng menggelar lomba berbasis tradisi dan budaya Bali dari 4 kategori lomba yaitu Masatue Bali, Macecimpedan, Baligrafi dan membuat wayang. Lomba ini secara antusias diikuti ratusan pemuda-pemudi, teruna-teruni Kabupaten Buleleng di Sasana Budaya pada Selasa, (3/10/2023).

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Wisandika usai membuka lomba mengatakan lomba ini bertujuan untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya di Kabupaten Buleleng pada khususnya dan Bali pada umumnya.

”Lomba ini bertemakan keberlangsungan dan kebermanfaatan warisan budaya bagi kaum milenial itulah sasarannya,” ujar Wisandika. 

Lomba dengan peserta kaum milenial, Wisandika menerangkan di tengah gempuran kemajuan teknologi saat ini, pihaknya bersama seluruh stake holder berkolaborasi untuk memperkuat tradisi kebudayaan Bali kepada generasi penerus, khususnya para teruna-teruni yang nantinya sebagai pewaris dan melestarikan budaya Bali.

”Mungkin dengan gaya kaum muda sekarang, kita upayakan terus memupuk rasa cinta akan budaya dan tradisi yang adiluhung ini. Kalau bukan kita yang melestarikan siapa lagi?,” ucapnya.

Iapun menjelaskan tujuan lomba ini dari kategori lomba membuat wayang dengan tokoh Yudistira, dimana tokoh Yudistira ini melambangkan kebijaksanaan. 

"Hal inilah yang menjadi landasan sikap harapan bagi kaum milenial di era digital saat ini. Jadi diera globalisasi untuk dapat berpikir, berkata dan berprilaku lebih bijaksana sesuai dengan tokoh pewayangan tersebut." tegas Wisandika. 

Usai lomba mesatua Bali, I Gede Arya Waraspatika Nanda dari SDN 3 Tunjung Kecamatan Kubutambahan ini mengatakan motivasi dirinya ikut lomba agar dapat membanggakan orang tua dan sekolah dalam upaya melestarikan tradisi Bali khususnya mesatue Bali.

”Sebelumnya saya pernah mengikuti lomba sebanyak 2 kali di desa saya, dan kali ini saya ikut dengan membawa cerita Jayaprana dan Layon Sari, walaupun nantinya belum beruntung yang penting saya bisa tampil maksimal,” ungkapnya.

Siswa yang duduk di kelas 6 ini sangat didukung oleh orang tua dan para gurunya. Dalam mempersiapkan lomba setiap hari, dirinya latihan baik disekolah maupun pulang sekolah.

”Persiapannya sejak dulu, namun saat lomba kali ini mungkin karena banyak yang menonton agak grogi jadinya dan berusaha segera selesai lombanya,” pungkasnya.sad/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER