Mendukung Sinergitas Semua Pihak Wujudkan Pemilu Damai 2024

  • 05 Juli 2023
  • 18:25 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1616 Pengunjung
Ilustrasi, Foto/Sumber: Google

Opini, suaradewata.com- Dalam mewujudkan Pemilu 2024 yang damai, masyarakat bersinergi dengan aparat keamanan. Kerja sama wajib dilakukan agar Pemilu benar-benar berlangsung dengan damai dan tentram tanpa ada kericuhan. Pemilu harus sukses 100% agar mendapatkan pemimpin negara yang terbaik.

Pemilu adalah gelaran akbar yang diselenggarakan 5 tahun sekali dan masyarakat menantinya dengan antusias, karena ingin mendapatkan calon pemimpin baru. Sejak era reformasi para WNI dibebaskan untuk memilih calon presidennya sendiri. Tahapan Pemilu ada beberapa, mulai dari masa pra kampanye, kampanye, pemilihan, hingga penghitungan suara.

Pemerintah ingin agar masyarakat menjaga perdamaian pada Pemilu 2024. Pemilu harus berhasil dan perdamaian harus dijaga. Dalam mensukseskan Pemilu maka semua orang harus menjaga kerukunan dan perdamaian.

Untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang damai maka masyarakat wajib bersinergi dengan aparat keamanan. Kapolres Salatiga, AKBP Feria Kuniawan menyatakan pihaknya siap bersinergi dengan TNI dan masyarakat, untuk menciptakan Pemilu yang damai.

Penegasan itu disampaikan Kapolres Salatiga, AKBP Feria Kuniawan, dalam Apel Sat Kamling Tingkat Polres Salatiga, dalam rangka meningkatkan Harkamtibmas menjelang Pemilu serentak tahun 2024.

Dalam artian, masyarakat wajib bersinergi untuk mewujudkan Pemilu damai dan bekerja sama dengan aparat keamanan. Anggota TNI dan Polri siap siaga dalam menjaga Pemilu 2024, dan terutama perdamaiannya.

Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin menyatakan bahwa pengalaman mengajarkan, momen pelaksanaan Pemilu merupakan saat dimana persatuan bangsa diuji. Masyarakat berpotensi terpolarisasi akibat panasnya tensi politik. Oleh karena itu, diperlukan penyatuan langkah agar pelaksanaan Pemilu tahun 2024 mendatang tidak menimbulkan ketegangan dan potensi konflik di masyarakat.

Wapres melanjutkan, beliau tidak ingin mengulangi pengalaman buruk Pemilu yang lalu (2014 dan 2019). Masyarakat harus bulatkan tekad dan satukan langkah agar Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang aman, damai dan berkualitas.

Dalam artian, Pemilu menjadi momen yang menegangkan karena rawan perpecahan dan bisa jadi ada 2 bahkan 3 kubu yang berbeda, karena membela calon presiden yang berbeda-beda. Namun masyarakat diharap untuk tetap damai walaupun memilih calon presiden atau partai yang berbeda.

Indonesia adalah negara demokrasi dan perbedaan pilihan politik adalah hal yang biasa. Janganlah gara-gara membela partai yang berbeda masyarakat jadi saling bermusuhan. Ketegangan di tengah masyarakat harus disingkirkan karena Indonesia harus berdiri di tengah persatuan, walau pilihan politik rakyatnya berbeda-beda.

Jika berkaca dari pemilu 2014 dan 2019 lalu masyarakat bertikai, terutama di media sosial. Apalagi kedua kubu mengeluarkan panggilan dengan kata yang sangat tidak sopan. Rakyat diminta untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan bertekad untuk menjaga perdamaian pemilu.

Masyarakat juga dihimbau untuk tidak terpengaruh oleh ulah provokator yang ingin memecah-belah bangsa. Jangan hanya gara-gara hoaks di media sosial akhirnya mengakibatkan pemilu yang panas dan berubah jadi ajang peperangan.

Sementara itu, Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan bahwa ia ingin pesta demokrasi dilaksanakan dengan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai budaya bangsa, nilai-nilai hukum yang berlaku di Indonesia, dan tentunya nilai-nilai yang memenuhi kaidah bahwa demokrasi itu dilaksanakan dengan baik.

Dalam artian, Pemilu adalah momen yang sangat penting bagi Indonesia untuk memilih presiden dan anggota legislatif yang baru. Jangan sampai Pemilu dikacaukan oleh ulah kelompok radikal dan teroris. Mereka mengerti bahwa saat Pemilu warga berkumpul untuk memilih calon presiden dan berpotensi keramaian, sehingga menjadi sasaran empuk dari penyerangan dan pengeboman.

BNPT tentu sudah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi sebelum dan ketika Pemilu. Oleh karena itu pengamanan makin diperketat, baik saat calon presiden atau calon anggota legislatif berkampanye, maupun ketika pencoblosan dimulai. Tak hanya hansip dan satpam yang dikerahkan tetapi juga aparat keamanan untuk memastikan bahwa masyarakat benar-benar bebas dari ancaman serangan teroris.

Pemilu damai juga diwujudkan dengan tindakan pencegahan dan Densus 88 aktif mencari dan menangkap para anggota kelompok teroris. Penangkapan ini bertujuan agar mereka tidak mengacaukan Pemilu 2024, karena sebentar lagi masa kampanye. Pemilu harus disukseskan tanpa ada pengeboman atau serangan lain dari kelompok teroris.

Sementara itu, Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan bahwa pada bulan Januari 2023 lalu telah dilakukan penangkapan terhadap 1 orang target tindak pidana terorisme berinisial AW (39). AW merupakan simpatisan ISIS yang aktif memposting gambar dan video propaganda terorisme di media sosial.

Penangkapan anggota teroris merupakan tindakan preventif sebelum Pemilu 2024. Apalagi sebentar lagi masa kampanye sehingga pengamanan betul-betul diperketat. Jangan sampai banyak teroris berkeliaran sehingga meresahkan warga dan mengacaukan kampanye dan Pemilu 2024.

Aparat makin memperketat penjagaan demi mewujudkan Pemilu 2024 yang damai. Masyarakat juga bersinergi dengan aparat keamanan agar rakyat tetap bersatu dan tidak menimbulkan kekacauan pada Pemilu. Tahun 2024 adalah tahun politik dan Pemilu harus diselenggarakan dengan jujur, adil, dan damai.

Naomi Leah Christine, Penulis adalah kontributor pada Lembaga Media Inti Nesia


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER