Di Buleleng, Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Yang Perdana Di Asia Tenggara Gunakan Inti Aspal 

  • 02 Februari 2023
  • 20:05 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1427 Pengunjung
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan Bendungan Danu Kerthi atau Bendungan Tamblang yang berlokasi di Desa/Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng pada Kamis, (2/2/2023).

Buleleng, suaradewata.com- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam kunjungan kerja (kunker)  ke Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng pada Kamis, (2/2/2023), meresmikan Bendungan Danu Kerthi atau Bendungan Tamblang yang berlokasi di Desa/Kecamatan Sawan. 

Bendungan Danu Kerthi ini, merupakan mega proyek di Bali Utara yang merupakan bendungan perdana menggunakan teknologi inti aspal pada inti konstruksi bendungan.

Namun sebelum melakukan peresmian Bendungan, meresmikan juga shortcut titik 8 Singaraja – Mengwitani, serta kunkernya diakhiri dengan melakukan aksi blusukan ke pedagang dan dielu-elukan oleh masyarakat di Pasar Anyar Singaraja. 

Saat peresmian  bendungan,  Presiden Joko Widodo menyebut bendungan yang berlokasi di Desa Sawan ini, dibangun sejak Tahun 2018 lalu dengan menelan anggaran sebesar Rp 820 Miliar serta memiliki kapasitas 5,1 juta meter kubik dengan luas genangan kurang lebih 29,8 hektare.

”Bendungan yang cakupan luasnya meliputi 5 Desa pada Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan itu, akan difungsikan sebagai penyedia air baku irigasi sawah. Khususnya daerah irigasi Bungkulan dan daerah irigasi Bulian seluas 588 hektare, serta mengurangi banjir.” tandasnya.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menerangkan bahwa peruntukan dari Bendungan Danu Kerthi ini, untuk mendukung Proyek Strategi Nasional (PSN) sebagai sumber air irigasi dan air baku yang didukung dengan dibangunnya pipa penjernih air.

Menurutnya bendungan ini masih menjadi milik pemerintah pusat termasuk sisi operasional serta pemeliharaan melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali - Penida.

"Mengenai pemanfaatan bendungan, kalau dari sisi pemerintah yaitu pengelolaan instalasi pipa dan bendungannya, dan kemudian untuk masyarakat lanjut pada sambungan ke masing-masing rumah," tandasnya.

Senada dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dari Ditjen Sumber Daya Air (SDA) PUPR Jarot Widyoko menerangkan bendungan yang difungsikan sebagai pengendali banjir ini, juga rencananya akan dijadikan sebagai destinasi wisata. Mengingat bendungan ini memiliki nilai spesial dari sisi konstruksi, karena menjadi bendungan yang pertama kali di Asia Tenggara menggunakan aspal sebagai konstruksi inti bendungan. Dimana  teknologi inti aspal yang diterapkan setebal 70 sentimeter yang mana teknologi ini telah teruji membuat bendungan lebih kedap dan anti bocor. Selain itu juga daya tahan bendung yang lebih kuat, volume yang dibutuhkan lebih sedikit, fleksibilitas tinggi, resisten terhadap gaya beban dari segala arah, dan tidak berbahaya untuk air minum.

Dijelaskan alasan memilih aspal, karena untuk menekan biaya pembangunan. Karena jika menggunakan bahan yang biasa digunakan (tanah liat), biayanya sangat tinggi.

 

”Jadi kami mencari sistem yang ekonomis dan seefisien mungkin,” ucapnya.

Dikatakan juga dengan adanya Bali mengandalkan sektor pariwisata, oleh karena itu fokus pengelolaan air  sangat diutamakan. Yaitu dengan mengoptimalkan volume 510 liter/detik dari bendungan akan diolah melalui perawatan air baku dan kemudian dari pihak Perumda terkait di daerah yang akan menyalurkan melalui sambungan rumah ke masyarakat.

“Untuk sisi operasional, sudah ada ijin operasional dari Menteri PUPR yang ditindaklanjuti oleh Komisi Keamanan Bendungan,” pungkasnya. sad/ad


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER