Peningkatan PAD Secara Digital, BPKPD Buleleng Gulirkan Program 3D

  • 17 November 2022
  • 17:35 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1835 Pengunjung
istimewa/suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kabupaten Buleleng terus berinovasi dengan mengembangkan dan menyempurnakan program 3D yaitu yaitu Digital Sistem, Digital Payment dan Digital Information.

Artinya dengan perkembangan teknologi saat ini menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Buleleng. Dimana sejak Tahun 2017 hingga sekarang transaksi non tunai sudah mulai ditinggalkan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan tata kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif, efisien dan real time. 

"Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pada pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang sah dan lain-lain PAD yang sah. Komponen  pajak dan retribusi menyumbang PAD yang dominan bagi daerah. Untuk itu BPKPD gencar menguatkan komponen tersebut dengan 3D." ucap tegas Kepala BPKPD Kabupaten Buleleng Drs. Gede Sugiartha Widiada, M.Si pada Kamis, (17/11/2022) siang. 

Terhadap penguatan aspek infrastruktur, edukasi dan layanan masyarakat, pihaknya menguatkan dengan 3D yaitu Digital System meliputi pelayanan dan proses bisnis berbasis digital, kemudian Digital Payment pembayaran berbasis digital dan Digital Information yaitu sosialisasi dan informasi berbasis digital.

Iapun menyebut digital system dibreakdown menjadi aplikasi Smart Gov, Pos Online,  PPAT Online, System pendataan pajak reklame, Pan-G Denbukit, Tax Survey, E-Ticketing DTW, E-Retribusi, Sim-RS. Kemudian Digital Payment meliputi pembayaran pajak melalui platform Indomart, M-Banking, Qris Dinamis, Gopay.

”Seluruh jenis penerimaan pendapatan asli daerah telah tersedia kanal pembayaran secara digital,” terangnya.

Lebih lanjut  Sugiartha mengatakan untuk Digital Information, terdapat program digiform untuk bu megi, artinya program digital information untuk Buleleng melek digital. Dalam hal ini, media sosial menjadi pilihan media yang paling efektif dan mudah dalam penyebarluasan informasi, lalu penyediaan platform digital information berupa konten Youtube, Call Centre, Pan-G Denbukit dan program digital sweetener.

“Perlu kami jelaskan aplikasi berbasis android Pan-G Denbukit memiliki 7 layanan diantaranya pelayanan PBB, pelayanan Non PBB, cek tunggakan PBB, informasi status layanan, pusat informasi dan edukasi, pusat bantuan dan pengaduan masyarakat, dan kanal pembayaran sedang dikembangkan. Selain itu digital sweetener merupakan kegiatan pemberian reward bagi masyarakat yang melakukan transaksi pajak melalui kanal digital payment. Berupa 600 paket sembako, undian voucher dompet digital, dan 300 kg gula pasir. Dan program ini terus berlanjut guna menggugah masyarakat untuk bertransaksi secara digital” urai Sugiartha.

Dalam implementasi 3 D ini, menurutnya masih ada beberapa kendala yang dihadapi, antara lain kendala jaringan internet di beberapa daerah karena ada blank spot, dan tidak semua pengguna atau user paham akan teknologi.

Menanggulangi hal itu, pihaknya terus bersinergi dengan institusi dan SKPD terkait akan kendala yang dihadapi.

”Dalam Jaringan internet misalnya Dinas Kominfosanti kami mohon dukungannya untuk memperkuat jaringan ke desa-desa dengan Bali Smart Islandnya, kemudian BPD Bali untuk terus kami ajak kerjasama dalam pengembangan software dan hardwarenya. Kemudian yang terpenting dalam 3D adalah aspek edukasi literasi untuk bu megi, pemahaman kepada masyarakat pentingnya membayar pajak, pentingnya digitalisasi dan juga aspek komitmen kami  untuk mendigitalisasikan tata kelola keuangan,” jelasnya.

"Kami berharap dengan program 3D memudahkan masyarakat untuk bertransaksi, membayar kewajibannya yang bermuara pada peningkatan PAD Kabupaten Buleleng." pungkas Sugiartha.sad/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER