Kujus Bersyukur, Manajemen Sampah Menjadi Trend di Gianyar

  • 23 Juni 2020
  • 17:50 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 1654 Pengunjung
istimewa

Gianyar, suaradewata.com – Pengelolaan sampah di Kabupaten Gianyar saat ini mulai mengarah ke arah kemajuan. Sebab, pembangunan manajemen pengelolaan sampah mulai menjadi tren. Bahkan manajemen tersebut langsung dilakukan oleh desa adat dan desa dinas, yang digerakkan langsung oleh tokoh masyarakatnya.

Manajemen sampah dimaksudkan, ialah pembuatan rumah kompos, pembuatan TPS 3R, hingga Bank Sampah. Menariknya, selain membuat manajemen pengelolaan sampah, sejumlah desa adat di Kabupaten Gianyar juga mengoptimalkannya dengan perarem. Seperti dilakukan Desa Adat Kemenuh.

Desa Adat Kemenuh merupakan desa yang baru akan membentuk manajemen rumah kompos. Namun sebelum terwujud, mereka terlebih dulu menelurkan peraremnya. “Perarem sudah kita buat. Intinya, setiap krama adat tamiu (penduduk pendatang) wajib hukumnya untuk menjaga kebersihan dan kesucian desa adat. Mereka juga diwajibkan untuk mengelola sampah yang dihasilkan. Sampah yang ditimbulkan, wajib dikelola oleh pemilik tempat tinggal krama tamiu, misalnya dia kos, maka pemilik kosnya ini wajib mengelola sampah yang ditimbulkan di tepatnya,” ujar Bendesa Kemenuh, Ida Bagus Alit.

Dalam mengoptimalkan pengelolaan sampah, pihaknya saat ini dalam tahap merancang rumah kompos. “Kami meminta pertimbangan pada DLH Gianyar bagaimana bagusnya. Namun untuk lahannya nanti, kami siapkan 45 are. Kami tegaskan yang kami buat bukan TPS atau TPA yang menimbulkan bau. Tetapi kami buat rumah kompos dengan teknologi terbarukan,” ujarnya, Selasa (23/6/2020).

Kepala DLH Gianyar, Wayan Kujus Pawitra mengaku bersyukur, karena masyarakat saat ini tidak hanya mulai sadar tentang kebersihan lingkungan, tetapi mulai bergerak membangun manajemen pengelolaan sampah sistem terbarukan. Pihaknya sangat mengapresiasi adanya desa adat yang memperkuat penanggulangan sampahnya melalui perarem. "Kita memang mengharapkan dukungan dari tokoh adat, agar penangan sampahnya selain dalam bentuk manajemen terbarukan, juga diperkuat dengan perarem,” ujarnya. 

Selain desa adat, sejumlah desa dinas juga telah memberikan perhatian penuh terhadap penanggulangan sampah. Seperti di Desa Pejeng, kata Kujus, sebagian besar APBDes digunakan untuk penanggulangan sampah. Disusul desa lainnya, seperti Sebatu, Medahan, Keramas, Tulikup, Melinggih, Batuan, Guwang dan Bedulu.

“Pengelolaan sampah berbasis desa adalah model pengelolaan sampah di Gianyar. Bila hal ini terus menjadi tren, dan diikuti oleh desa-desa lainnya, maka saya jamin, selambat-lambatnya tahun 2022 kita tidak dipusingkan permasalahan sampah,” tandasnya. rls/gus/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER