Pengerajin Anyaman Bambu di Bangli Mulai Kelimpungan, Order Jeblok Hingga 50 Persen

  • 08 April 2020
  • 18:25 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 5106 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Dampak penyebaran Covid-19 benar-benar telah membuat perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangli kian terpuruk. Salah satunya, dibidang kerajinan anyaman bambu, permintaannya kini anjlok hingga 50 persen. Seperti halnya yang dialami para pengerajin anyaman bambu di desa Kayubihi, Bangli.

Tokoh masyarakat  Desa Kayubihi  Mertha Suteja saat dihubungi, Rabu (8/4/2020) menuturkan sejak merebaknya virus corona telah menyebabkan nasib kurang beruntung kini menginggapi para perajin bambu di desanya. “Dari informasi yang saya dapatkan dari sejumlah perajin, kini terjadi penurunan permintaan rata-rata mencapai 30 sampai 50 persen,” ungkap Mertha Suteja yang juga anggota DPRD Kabupaten Bangli ini.

Penurunan tersebut terjadi, lanjut politisi PDIP ini, tidak hanya dipasar eksport. Melainkan juga dipasaran lokal. “Di desa kami selama ini ada sejumlah perajin yang mengekspor kerajinan bambu. Mereka kini juga tengah kelimpungan, karena merosotnya ekspor kerajinan mereka,”ujarnya. Sementara untuk pengerajin yang bergelut dipasaran lokal juga mengalami hal yang sama. Sebab, kata Mertha Suteja, dampak virus corona yang telah menjadi pandemi global ini benar-benar telah membuat perekonomian masyarakat menjadi lesu.  

Secara terpisah, salah seorang perajin bambu I Nengah Purna mengakui semenjak Corona merebak dan melumpuhkan perekonmian dunia dan Bali pada khususnya, mengakibatkan order kerajinan bambu, khususnya jenis sokasi  turun drastis. Kondisi ini kemungkinan diakibatkan oleh melesunya ekonomi masyarakat yang berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. “Selain itu masyarakat juga membatasi diri untuk keluar rumah, termasuk berbelanja keperluan alat upakara,”ucapnya. Dengan turunnya daya beli masyarakat, mengakibatkan perajin terpaksa menurunkan nilai jual. Dicontohkan, sokasi yang sebelumnya  dijual Rp140 ribu kini turun menjadi Rp100 ribu. “Bila kondisi ini terus berlanjut kita bisa merugi. Mudah-mudahan badai virus corona ini, bisa segera bisa ditanggulangi agar perekonomian masyarakat kembali pulih,” pungkasnya.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER