Pentingnya Kehadiran Negara Untuk Wujudkan Pers Sehat

  • 23 Agustus 2019
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1690 Pengunjung
istimewa

Badung, suaradewata.com - Guna mewujudkan pembangunan Bangsa yang lebih baik kedepannya, perlu adanya masukan-masukan dari berbagai pihak kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang baru periode tahun 2019 - 2024. Kali ini Panitia Kompotisi Nasional Piala Presiden media menggelar urun remug tokoh Pers tentang masalah bangsa di Hotel Santika Seminyak Jalan Sunset Road nomer 17 Kuta Badung, Jumat, (23/08/2019). 

Salah satu panitia dari Piala Presiden Kompetisi Nasional Media, Agus Sudibyo mengatakan Kontek dan tujuan kegiatan ini adalah pada prinsipnya panitia ingin memberikan masukan kepada Pemerintah yang baru 2019 - 2024 mengenai hal-hal yang perlu dilakukan terkait isu-isu strategis nasional. Forum dialog seperti ini untuk menghimpun masukan-masukan dari komunitas pers dan hasil urun remug ini akan diserahkan kepada presiden untuk masukan nantinya. 

"Tujuan kegiatan ini untuk memberikan medium buat teman teman wartawan untuk memberikan masukan kepada Pemerintah, dan apa yang perlu dilakukan pemerintah dan apa yang perlu diputuskan pemerintah di 5 bidang yang kita putuskan, sehingga partisipasi Pemerintah, Pers, wartawan dalam proses pembangunan dalam proses pemerintahan itu bisa lebih bagus lagi," kata Agus, Jumat, (23/08/2019).

Lima bidang yang didiskusikan tersebut adalah pertama persatuan dan kerukunan bangsa, kedua percepatan dan pemerataan pembangunan berkesejahteraan sosial, ketiga pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di era 4.0, keempat pengembangan industri berbasis pemanfaatan teknologi digital serta kelima pariwisata sebagai sektor utama ekonomi nasional. 

Selain itu, juga ada sosialisasi piala presiden kompetisi nasional media dan pesertanya adalah para media. Dimana pendaftaran kompetisi tersebut berakhir pada hari Minggu, (15/09/2019), dan penyerahan hadiahnya pada hari Kamis, (10/10/2019), yang diserahkan langsung oleh Presiden.

"Masukan masukan itu mungkin teman teman wartawan akan lebih semangat untuk memberikan masukan itu, kalau itu dilombakan di kompotisikan, ada hadianya terus dapat Piala Presiden diserahkan langsung oleh Presiden," ujarnya. 

Agus menerangkan bahwa sangat pentingnya Pemerintah membuka diri untuk menerima masukan-masukan dari Pers untuk menyusun agenda-agenda 5 tahun kedepan. Terkait dengan isu media, Pemerintah harus menunjukan keberpihakannya terhadap industri Pers nasional dalam mengahadapi perusahaan platform digital seperti google, facebook dan lain lainnya. Karena negara-negara lain, negara hadir untuk memberikan pembelaan 

terhadap pers nasional dalam mengahadpi flatform media sosial. 

"Selama ini kan memang belum banyak pengaturan pengaturan terhadap dengan media baru ini, seperti dilakukan negara negara maju memang perlu pengaturan pengaturan yang berpihak kepada kepentingan publik, kepentingan nasional dan kepentingan pers," terangnya. 

Dengan adanya kehadiran negara terhadap Pers, akan menghasilkan Pers yang sehat, Pers yang profesional dan Pers yang taat dengan kode etik jurnalistik. 

"Itu kan membutuhkan kehidupan yang lebih baik pers itu, jadi secara bisnis juga bagus, jadi pers itu baru bisa bagus idealnya secara sosial memberikan pemberitaan yang mencerahkan masyarakat, secara bisnis harus hidup, jadi itu 2 hal harus seimbang," bebernya. 

Sementara, salah satu narasumber dalam urun remug tersebut yakni, Mantan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus karena akan menjadi masukan bagi Pemerintah yang baru dan harus membuat lompatan-lompatan apabila ingin mempercepat pembangunan. Melompat itu tidak cukup dengan jalan biasa, apalagi mau menciptakan SDM yang unggul ini tidak bisa dengan yang biasa biasa saja. Harus ada trobosan-trobosan, terutama dari aspek pendidikan. Tidak hanya mendidik kecerdasannya, bukan hanya mempelajari fakta-fakta tetapi juga harus melatih otak kita untuk berpikir.

"Bukan hanya sekadar lulus, bukan itu lagi harusnya, jadi tidak formal saja pendidikan ini, saya katakan tadi kita bicara sumber daya manusia, manusianya pendidikannya harus benar, bukan cuman banyak tapi bener, kemudian kesehatan," ucap Pastika. 

Pastika menjelaskan, pantangan untuk Pers kedepan lebih banyak berupa ancaman sebenarnya dengan digitalisasi, hal ini memang destrucktion/penghancuran besar-besaran dan pasti akan terjadi penghancuran besar-besaran. Tetapi media mainstream menurutnya akan tetap dan sangat diperlukan, karena lama-kelamaan orang tidak akan percaya lagi dengan media sosial. 

"Sekarang kan masih percaya, sebagian percaya tapi makin lama banyaknya hoax, orang semakin kehilangan kepercayaan dan untuk mengkonfirmasinya ya ke media mainstream, yang jelas siapa editornya wartawannya siapa,  pertanggungjawabannya bagaimana kan jelas," jelasnya. 

Untuk media sosial sendiri siapa yang akan bertanggung jawab, bahkan orang yang diposting namanya lain. Terkadang satu orang punya akun banyak sekali, macam macam dan bisa ngomong apa saja karena anonim. 

"Begitu di media mainstream kan tidak anonim, walaupun sumber tidak disebutkan namanya karena itu memang kode etik jurnalistik tapi kalau dicek, tahu, redaksi tahu siapa itu dan dia harus bertanggung jawab terhadap itu, itu bedanya," terangnya.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER