Tak Ada Biaya Berobat, Nasib Bayi Diduga Mengidap Kelenjar Getah Bening Sangat Memprihatinkan

  • 13 Agustus 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2758 Pengunjung
istimewa

Buleleng, suaradewata.com - Kehidupan pahit harus dijalani bayi berjenis kelamin laki-laki yang baru berusia sekitar 2 minggu lebih asal Banjar Dinas Purwa, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng. Anak dari pasangan Komang Yobi Suarjaya (21) dan Tati Umiyati (21), didiagnosis mengidap penyakit bengkak pada pipi kiri yang oleh petugas medis disebut kelainan kelenjar getah bening.

Bahkan yang lebih miris lagi, ditengah kondisi ekonomi orangtuanya yang tak mampu untuk membiayai pengobatan, sejak keluar dari RSUP Sanglah dua pekan lalu setelah lahir melalui operasi cesar, bayi malang itu belum sempat tersentuh perawatan medis.

Kedua orangtua bayi malang itu, tidak memiliki jaminan kesehatan. Sebab, mereka masih belum memiliki Kartu Keluarga (KK). "Dua minggu sejak keluar dari rumah sakit anak saya belum saya bawa ke medis, cuma diberikan ASI dan beruntung tidak rewel," kata Komang Yobi, Selasa (13/8/2019) siang.

Sebenarnya kondisi anaknya sudah terlihat ketika masih salam kandungan. Saat dilakukan USG ketika usia kehamilan istrinya 5 bulan, terlihat ada benjolan pada pipi kiri anaknya. Saat lahiran, Yobi dan istrinya sempat mendatangi sejumlah klinik bersalin, namun semua tidak berani mengambil resiko.

"Kan ada catatan dalam buku kontrol kehamilan anak saya yang menerangkan kondisi bayi dalam kandungan, sehingga semua yang didatangi menolak untuk menangani kelahiran istri saya," tutur Komang Yobi.

Sejak itulah dengan terpaksa istrinya dibawa ke RSUP Sanglah Denpasar untuk dilakukan operasi cesar. Saat anaknya lahir, memang terlihat ada benjolan cukup besar pada bagian pipi kiri anaknya. Dari hasil medis, bayinya mengalami kelainan akibat terinfeksi bakteri, sehingga berimbas pada perkembangan bayi.

"Saya diminta pulang oleh dokter, karena untuk  tindakan medis anak saya perlu biaya besar. Diketahui saya tidak punya jaminan apapun, saya disarankan untuk mencari jaminan kesehatan, karena biaya pengobatan anaknya diperkirakan sangat besar," ucap Komang Yobi.

Setelah hampir dua pekan pulang ke rumah, Komang Yobi belum menemukan solusi. Bahkan ia mengaku, tidak tahu cara mendapatkan jaminan kesehatan karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. "Saya berharap agar anak saya mendapat perawatan," ujar Komang Yobi.

Sementara Kepala Dusun Purwa Desa Pengastulan, Ketut Sawir mengaku, pihaknya bersama sejumlah karang taruna di Desa Pengastulan sudah turun tangan membantu. Saat ini kata dia, proses administrasi kependudukannya masih dalam proses. "Mudah-mudahan cepat selesai," pungkas Sawir.

Sembari menunggu proses administrasi selesai, menurut rencana bayi malang itu akan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis, mengingat benjolan pada pipi kirinya yang saat ini sudah makin mengkhawatirkan, sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari petugas medis. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER