Akibat Kekeringan, 17 Desa di Buleleng Mengalami Krisis Air Bersih

  • 11 Juli 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2203 Pengunjung
google

Buleleng,suaradewata.com - Ada sebanyak 17 desa dari 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Buleleng mengalami krisis air bersih, akibat musim kemarau panjang. Kondisi kekeringan ini terjadi, akibat volume debit air dan sumber mata air mengecil. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, mulai menurunkan petugas untuk menyumplai air bersih ke masing-masing desa yang terdampak.

Dari data diperoleh, krisis air dialami di Kecamatan Tejakula diantaranya terjadi di Desa Tembok, Sambirenteng, Pacung, Sembiran dan Penuktukan. Kemudian di kecamatan Kubutambahan, diantaranya di Desa Bukti dan Bengkala. Lalu di Kecamatan Banjar, yakni Desa Cempaga, Tigawasa, Pedawa, Sidatapa, Tampakan dan Kaliasem.

Wilayah Kecamatan Seririt ada di Desa Pangkung Paruk. Di Kecamatan Gerokgak terdapat di Desa Banyu Poh. Di Kecamatan Busungbiu terdapat di Desa Pelapuan. Serta di Kecamatan Sukasada, terdapat di Desa Selat.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan, total ada sekitar 4.500 KK terdampak krisis air bersih. "Kami sudah menyuplai air bersih, seperti di Kaliasaem kami distribusikan sebanyak 5.000 liter. Air itu disimpan di dalam tangki milik desa. Bila masih diperlukan, baru kami kirim lagi," ujar Suadnyana.

BPBD Buleleng menyuplai air bersih atas permintaan dari aparat desa, akibat kekeringan. Dengan adanya kondisi kekeringan ini, BPBD Buleleng akan berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk melakukan upaya pencegahan dengan cara penanaman pohon disekitar sumber mata air.

"Tahun depan agar tidak terus terjadi kekeringan, kami harapkan agar semua pihak untuk menanam pohon di sekitar sumber mata air, ini untuk mengatasi masalah kekeringan ini. Karena lebih baik mencegah," tandas Suadnyana. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER