Jaga Stabilitas Nasional, Tokoh Agama Menolak Aksi Kekerasan

  • 15 Juni 2019
  • 00:00 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 1712 Pengunjung
istimewa

Gianyar, suaradewata.com -Sejumlah tokoh Agama di Kabupaten Gianyar menolak segala aksi kekerasan yang mungkin terjadi saat berlangsungnya sidang Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa hasil Pemilihan Presiden 2019. "Kami atas umat Muslim Kabupaten Gianyar menolak segala bentuk perbuatan anarkis yang akan mengganggu stabilitas nasional," kata Ketua MUI Kabupaten Gianyar Muhamad Hasim Hazari, Sabtu (15/6/2019).

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat, khususnya masyarakat umat Muslim yang ada di Kabupaten Gianyar untuk menciptakan situasi kabupaten Gianyar yang aman, kondusif, dan damai. "Mari kita ciptakan negara Indonesia tentram dan damai. Cintailah NKRI, sayangilah Indonesia," katanya.

Hal senada juga disampaikan Kasatkorcab Banser Kabupaten Gianyar  Hariyanto, ia mengajak masyarakat terus menjaga keamanan nasional dan perdamaian. "Kami menolak segala bentuk kekerasan dan kerusuhan yang menimbulkan perpecahan, semuanya harus berjalan sesuai dengan undang - undang," katanya.

Sebelumnya, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menolak hasil rekapitulasi nasional yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, pasangan Prabowo-Sandiaga kalah suara dari pasangan calon presiden dan wakil presiden 01 Jokowi-Ma'ruf. Selisih suara keduanya mencapai 16.594.335.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 85.036.828 suara atau 55,41 persen. Sementara Prabowo-Sandi mendapatkan 68.442.493 suara atau 44,59 persen. Prabowo-Sandi kemudian menggugat hasil rekapitulasi tersebut ke Makamah Konstitusi. Sidang pendahuluan sengketa hasil pilpres telah berjalan pada 14 Juni. Menurut jadwal sidang putusan akan digelar pada 28 Juni 2019.rls/gus


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER