Ampela dan Telor Ayam; Suplemen Melawan Hoax dan Sukseskan Pemilu 2019

  • 02 Maret 2019
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1964 Pengunjung
google

Oleh: Ahmad Fauzi

opini, suaradewata.com - Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi berlangsung sangat pesat. Ini dibuktikan dengan maraknya perangkat-perangkat yang bisa digunakan dan diakses oleh masyarakat. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Hal tersebut memungkinkan siapapun, kapan pun, dan di mana pun, seseorang bisa mengakses informasi dan saling komunikasi.

Di balik pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan. Dampak positif perkembangan TIK dapat dirasakan dengan menjadi semakin cepatnya arus informasi, media rekreasi, meningkatkan efisiensi, mempermudah akses pendidikan, transaksi perekonomian, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah menurunnya kepekaan sosial, meningkatnya kejahatan cyber, maraknya konten negatif, ujaran kebencian, penyebaran berita palsu, dan lain sebagainya. Dari beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, salah satu yang paling berbahaya adalah penyebaran berita palsu.

Pemberitaan palsu (bahasa inggris: hoax) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoax ini sangatlah berbahaya jika tidak dibendung penyebarannya. Karena yang benar akan terlihat salah dan yang salah akan terlihat benar. Orang yang salah akan merasa benar dan orang yang benar akan disalahkan. Sehingga, sangat rentan akan perpecahan.

Survei Masyarakat Telematika Indonesia pada tahun 2017 terhadap 1.116 responden di Indonesia menunjukkan intensitas masyarakat dalam menerima hoax, yaitu sebagai berikut: 

Setiap hari

Seminggu sekali

Lebih dari 1x sehari

Sebulan sekali

 

44,3%

29,8%

17,2%

8,7%

 
 

 

No.

Media

Prosentase

 
 

1

Media sosial

92,4%

 

2

Aplikasi chatting

62,8%

 

3

Situs web

34,9%

 

4

Televisi

8,7%

 

5

Media cetak

5%

 

6

E-mail

3,1%

 

7

Radio

1,2%

 

Adapun media penyebaran dan jenis hoax yang paling banyak diterima masyarakat adalah sebagai berikut:

No.

Jenis Hoaks

Prosentase

 
 

1

Sosial politik (pilkada, pemerintah)

91,8%

 

2

SARA

88,6%

 

3

Kesehatan

41,2%

 

4

Makanan dan minuman

32,6%

 

5

Penipuan keuangan

24,5%

 

6

IPTEK

23,7%

 

7

Berita duka

18,8%

 

8

Candaan

17,6%

 

9

Bencana alam

10,3%

 

10

Lalu lintas

4%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tirto; Survei Masyarakat Telematika Indonesia tentang Wabah Hoax Nasional (2017); Edelman Trust Barometer (2018)

 

 

            Berdasar pada data di atas, hoax sangat masif penyebarannya. Khususnya dalam bidang sosial politik, terlebih, di tengah geliat pemilu 2019. Diperlukan langkah dari berbagai pihak khususnya masyarakat, agar rantai penyebaran hoax dapat diputuskan. Amati, Periksa, Klarifikasi dan Tenggelamkan, Lapor, Ayo Menulis (AMPELA dan TELOR AYAM) dapat menjadi langkah preventif dan kuratif untuk melawan hoax dan menyukseskan pemilu 2019. Berikut penjelasannya:

 

           

 

 

 
  Rounded Rectangle: Ayo Menulis!

 

 

 

 

 

 

Amati

Amati apakah judul berita yang diterima bersifat provokatif? Jika iya, maka hati-hati. Karena hoax biasanya menggunakan judul yang kontroversial dan provokatif. Kemudian amati juga isinya apakah terang-terangan secara langsung ditujukan pada seseorang? Berita yang ditujukan secara terang-terangan terhadap seseorang, biasanya tidak memenuhi keobjektifan berita. Berita tersebut rata-rata dibumbui dengan emosi yang dapat menutupi fakta-fakta berita.

Periksa

Beberapa hal yang perlu diperiksa adalah alamat situs, keaslian fakta, dan validitas foto. Periksa apakah situs berita sudah terverifikasi sebagai institusi pers resmi? Jika menggunakan domain blog seperti blogspot, jangan langsung dipercaya. Kemudian periksa fakta. Dari mana sumbernya? Apakah dari situs resmi seperti POLRI dan KPK? Jangan mudah percaya jika berasal dari tokoh politik, pegiat ormas, atau pengamat.

Di era digitalisasi saat ini, hoax tidak hanya berbentuk tulisan. Hoax tulisan akan lebih mudah diperiksa dibanding hoax yang berupa foto. Hoax yang berupa foto, berpeluang lebih besar dapat menghipnotis pembaca. Jika informasi berupa foto, cek validasinya. Bisa dilakukan dengan cara drag-and-drop ke kolom pencarian google images, lalu bandingkan.

Klarifikasi

Klarifikasi berita yang diterima dengan melihat dan membandingkan berita dari sumber lain yang terpercaya. Akan terlihat perbedaan yang sangat kentara antara berita yang benar dengan berita bohong (hoax). Kemudian, bisa juga bergabung dengan grup-grup diskusi anti hoax. Misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage dan Grup Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Di sana setiap orang bisa mengklarifikasi dan berdiskusi mengenai kebenaran berita yang diterima.

Tenggelamkan

Jika pembaca sudah mengetahui bahwa berita yang diterima adalah hoax, maka tenggelamkan berita tersebut. Jika hoax itu ada di media sosial, jangan mengomentari hoax tersebut. Jika berbentuk ujaran kebencian, jangan berdebat di dalam hoax tersebut dan ajak juga teman-teman lain untuk meninggalkan hoax tersebut. Karena jika terus dikomentari dan didebat, maka hoax itu akan viral. Viralnya hoax tersebut merupakan cita-cita orang yang menyebarkan hoax. Kemudian, yang terpenting adalah jangan membagikan hoax tersebut.

Lapor

Jangan takut untuk melapor! Hoax telah diatur dalam pasal 28 ayat 1 dan pasal 45 ayat 2 UU ITE. Bagi pengguna media sosial facebook, bisa menggunakan fitur report untuk melapor. Kategorikan sebagai informasi hoax atau kategori lain yang sesuai. Untuk twitter bisa menggunakan fitur report twit, begitupun dengan instagram. Kemudian untuk google, bisa menggunakan fitur feedback. Selain itu, juga bisa langsung melaporkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan mengirimkan e-mail ke [email protected].

Ayo Menulis!

Setelah diketahui bahwa berita yang diterima adalah hoax dan tahu berita yang sebenarnya, tulis dan bagikan kebenaran tersebut. Proses menulis dapat dilakukan secara konsisten, minimal satu hari satu tulisan positif. Sehingga kita bisa membumihanguskan hoax di bumi Indonesia.

Amati, Periksa, Klarifikasi dan Tenggelamkan, Lapor, Ayo Menulis (AMPELA dan TELOR AYAM) dapat menjadi suplemen melawan hoax dan menyukseskan pemilu 2019. Dengan demikian, pemilu 2019 akan menjadi pemilu yang Damai, Berkualitas, dan Bermartabat serta dapat mewujudkan Keberlanjutan Pembangunan Nasional.   

 

REFERESI

 

Reborn, Mukidi. Pemberitaan palsu. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemberitaan_palsu. Diakses pada 22 Februari 2019 pukul 10.00

Dini. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. https://dosenit.com/kuliah-it/teknologi-informasi/dampak-positif-dan-negatif-penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi. Diakses pada 22 Februari 2019 pukul 10.30

Yunita. Ini Cara Mengatasi Berita "Hoax" di Dunia Maya. https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media. Diakses pada 22 Februari 2019 pukul 13.00

Diandra. Penebar Hoax Bisa Dijerat Segudang Pasal. https://kominfo.go.id/content/detail/8863/penebar-hoax-bisa-dijerat-segudang-pasal/0/sorotan_media. Diakses pada 22 Februari 2019 pukul 14.30 

Sibyan, Ahmad Lailatus. Sebarkan Pesan Damai, Bersihkan Media Sosial dari Opini Liar. https://jalandamai.org/sebarkan-pesan-damai-bersihkan-media-sosial-dari-opini-liar.html/amp. Diakses pada 23 Februari 2019 pukul 08.15

Adam, Aulia. Selamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi Z. https://tirto.id/selamat-tinggal-generasi-milenial-selamat-datang-generasi-z-cnzX. Diakses pada 23 Februari 2019 pukul 08.30

Ngazis, Amal Nur. Deretan Pasal dan Ancaman Pidana Bagi Penyebar Hoax. http://www.viva.co.id/digital/digilife/850193-deretan-pasal-dan-ancaman-pidana-bagi-penyebar-hoax. Diakses pada 23 Februari 2019 pukul 09.00

 

 

           

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER